Ahad 08 Mar 2020 21:46 WIB

Startup EBT Incar Potensi Energi Surya

Salah satu potensi bisnis energi baru terbarukan adalah tenaga surya.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas melakukan perawatan panel surya di atap. Ilustrasi
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petugas melakukan perawatan panel surya di atap. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) makin mendapatkan tempat di kalangan masyarakat terlebih bagi generasi milenial. Respon pasar yang positif terlihat dari mulai bermunculannya berbagai usaha rintisan atau startup yang bergerak di sektor tersebut, dari skala rumahan hingga pabrikan.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, melimpahnya potensi EBT menjadi salah satu faktor pemicu bagi para pelaku usaha dalam mengembangkan startup energi. "Utilisasi EBT baru sebesar 2,1 persen dari potensi EBT sekitar 400 Giga Watt (GW)," kata Agung, Ahad (8/3).

Salah satu potensi bisnis yang menjanjikan adalah energi surya. Menurut Agung, dengan potensi 207 GW, perkembangan permintaan energi surya meningkat pesat, baik di kota-kota besar untuk kebutuhan atap surya, hingga ke daerah frontier untuk Solar Home System (SHS). "Industrinya banyak berkembang di kawasan industri seperti Bekasi, Tangerang, juga daerah Surabaya dan sekitarnya," ungkap Agung.

Potensi bisnis solar PV yang besar juga dirasakan Direktur Utama PT Gerbang Multindo Nusantara Chayun Budiono. Memulai usaha panel surya di 1994, ia menilai sumber-sumber EBT lokal menyimpan potensi bisnis yang luar biasa. "Tak hanya solar PV, pasar off-grid ini menjanjikan, maka disinilah yang harus kita dorong," tegas Chayun saat menjadi narasumber New Energy Nexus Meetup di Surabaya, pekan lalu.

Ia juga melihat startup energi penting difungsikan sebagai salah satu langkah disrupsi energi. "Bagaimana startup energi ini kita bangun bersama, menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Menyelesaikan tantangan atas perkembangan teknologi yang ada," tandas Chayun.

Selaras dengan yang diungkapkan Chayun, peluang EBT juga ditangkap baik oleh Warung Energi, salah satu startup yang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) hybird antara surya dengan angin. "Saya membangun sistem solar PV ini perjuangannya luar biasa karena ekosistemnya belum terbentuk," kata Chief Financial Officer Warung Energi Nimas Pratiwi.

Lebih lanjut, Nimas mengungkapkan keinginannya untuk membangun kemampuan manufaktur dan integrasi sistem EBT. Ia berharap Warung Energi nantinya dapat menyediakan beberapa produk penyedia energi listrik berbasis energi terbarukan seperti pico solar home system, panel surya, pompa tenaga surya, dan berbagai produk EBT lainnya. "Ke depan kami tidak hanya di Solar PV saja," jelasnya.

Warung Energi kini memiliki beberapa paket PLTS On-grid dan Off-grid yang dapat diaplikasikan untuk perdesaan, rumah, dan industri. Selain menawarkan produk, startup tersebut juga menawarkan jasa konsultasi, perencanaan hingga engineering design untuk klien yang ingin memasang PLTS. "Kami ingin menciptakan pasar dan model usaha EBT yang berkelanjutan," kata Nimas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement