REPUBLIKA.CO.ID, Sudahkah kita merasakan manisnya iman dalam kehidupan kita? Benarkah kita ini hidup bahagia dalam Islam?
Ada lima hijab yang menutupi hati kita, sehingga kita tidak bisa merasakan manisnya iman.
Pertama, nafsu yang diperturutkan. Selama nafsu kita perturutkan, selama itu pula kita tidak pernah bisa khusyuk dalam shalat. Akibatnya, kita pun tidak bisa merasakan lezatnya iman.
Faktor kedua yang menghalangi kelezatan iman adalah amat mencintai dunia. Susah tidur sebelum melihat deposito. Rate dolar selalu jadi titik perhatian. Kalau kekayaannya tidak bertambah, dia gelisah.
Pokoknya, yang ada dalam pikirannya selalu fulus, fulus, dan fulus. Manusia yang selalu memperturutkan nafsu dan sangat mencintai dunia tak ubahnya seperti anjing.
Allah SWT berfirman dalam Alquran surah Al A'raf (7) ayat 176, ''Kami ingin memuliakan manusia dengan Alquran dan sunnah Rasul, tapi manusia itu mencintai dunia dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka itu bagaikan anjing.''
Faktor ketiga, yang menjadi hijab kita kepada Allah karena setan selalu menggoda kita, dan itu terjadi karena kekurangan kita. Setan datang menggoda kita, karena kita memperturutkan hawa nafsu. Orang yang cinta dunia dan memperturutkan hawa nafsunya, akan mudah dikuasai setan. Sebaliknya, setan tidak berdaya menghadapi orang yang kuat imannya.
Allah menyatakan, ''Setan tidak punya kekuatan sedikit pun terhadap orang yang benar-benar beriman kepada Allah.''
Yang menjadi hijab keempat, hubungan kita kepada Allah adalah sifat-sifat tercela yang ada pada diri kita, yang kita pelihara. Apa itu? Bohong! Bohong itu penyakit berbahaya. Orang paling banyak ke neraka, karena bohong. Adapun faktor kelima yang menjadi penghalang hubungan kita kepada Allah adalah dosa yang kita lakukan.
Karena itu, tidak ada pilihan lain, kecuali bertobat kepada Allah. Dosa itu membuat kita malas beribadah. Dosa itu mengundang sial. Rasulullah saw menyatakan dalam hadisnya, ''Orang yang berbuat dosa itu membawa sial, kalaupun tidak di dunia, dia pasti sial di akhirat. Karena itu jauhilah dosa.''
Selama kita tidak bertakwa, tidak serius dalam beribadah, masih main-main, menjalankan ajaran Islam hanya basa-basi, maka selamanya kita tidak akan merasakan manisnya iman. Karena itu, siapa pun yang ingin hidup bahagia di dunia, apalagi di akhirat nanti, bertakwalah kepada Allah. Sungguh-sungguhlah bertakwa kepada Allah. Semoga Allah kayakan hati kita dengan iman dan takwa. Dan semoga Allah hapus hijab dari hati kita, sehingga kita bisa merasakan lezatnya iman.