Kamis 12 Mar 2020 18:18 WIB

Dinkes Mendata 277 Kasus DBD di Sukabumi

Data penderita DBD Sukabumi tercatat sejak Januari hingga awal MAret 2020

Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sepanjang Januari hingga awal Maret 2020 tercatat sebanyak 277 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi. Di mana jumlah tersebut berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.

''Kasus DBD ini berdasarkan data yang dihimpun petugas di lapangan,'' ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Lulis Delawati kepada Republika, Kamis (12/3). Di mana sejak Januari hingga awal Maret 2020 tercatat ada sebanyak 277 kasus DBD.

Rinciannya pada Januari 2020 sebanyak 124 kasus, Februari sebanyak 99 kasus, dan Maret 54 kasus. Selain itu ada dua orang yang meninggal dunia yakni di bulan Januari sebanyak 1 orang dan Maret 1 orang.

Menurut Lulis, kedua orang yang meninggal tersebut masih balita yakni berusia 5 tahun dan 2 tahun.

Lulis meneranhkan, meninggalnya penderita DBD ini dengue syok syndrom. Selain itu ada penyakit penyerta yang menyebabkan kondisi pasien memburuk pada saat penanganan di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.

Lebih lanjut Lulis menerangkan, tidak ada peningkatan kasus dibanding tahun lalu di bulan Januari hingga Februari. Namun kewaspadaan harus tetap dilakukan.

Misalnya dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus. Gerakan itu yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, dan tempat penampungan air minum. Selain itu menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum dan toren air.

Selanjutnya memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.

Di sisi lain upaya lainnya atau plus seperti menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Upaya lainnya yang harus dilakukan adalah membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tengah masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement