Sabtu 14 Mar 2020 14:51 WIB

Corona, Kunjungan Wisata ke Candi di Yogya-Jateng Menurun

Jumlah kunjungan ke Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko turun 40,8 persen

Rep: my31/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah pengunjung menyaksikan matahari terbit pertama tahun 2019 di Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang Jawa Tengah, Selasa (1/1/2019).(Antara/Anis Efizudin)
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah pengunjung menyaksikan matahari terbit pertama tahun 2019 di Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang Jawa Tengah, Selasa (1/1/2019).(Antara/Anis Efizudin)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN --  Wabah virus corona (Covid-19) membawa dampak pada sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setiyono menyampaikan dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, jumlah kunjungan wisatawan ke Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko mengalami penurunan hingga 40,8 persen.

Ia mengungkapkan, PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko terus berupaya melakukan strategi agar wisatawan tetap berkunjung di wilayah candi meskipun banyak larangan kunjungan wisata yang dikeluarkan oleh berbagai negara. 

“Untuk itu, kita harus mencari strategi untuk menghadapi hal tersebut karena sektor pariwisata harus terus bergerak," kata Edy, Jumat (13/3).

Ia memaparkan, persoalan pariwisata memiliki efek kepada berbagai pihak, meliputi para pedagang di sekitar lokasi wisata, jasa transport, penginapan, dan lain-lain. Sehingga pihaknya menaruh harapan pada wisatawan dalam negeri karena wisatawan luar negeri dilarang oleh negaranya masing-masing untuk berkunjung ke negara lain, termasuk Indonesia.

Edy juga memastikan destinasi wisata candi aman untuk dikunjungi. Di setiap pintu masuk sudah disediakan alat pengukur suhu bagi para wisatawan serta informasi yang menjelaskan tentang bahaya Covid-19 dan pencegahannya.

“Jadi paling tidak, pengunjung mendapatkan informasi yang benar, salah satunya karena informasi Covid-19 ini terus berkembang, maka informasi pun selalu kita perbaiki," ujarnya.

Jika selama ini pihaknya hanya fokus pada masalah cuci tangan, sekarang ada hal lain yang cukup mengkhawatirkan yaitu ketika orang membuang tisu atau masker sembarangan. "Maka itu juga kita buat didalam materi sosialisasi," katanya.

Selain itu, pihaknya juga menyediakan alat pengukuran suhu. Sehingga jika nanti ada pengunjung atau wisatawan yang suhunya di atas rata-rata, akan dibawa ke klinik dan akan didiagnosa oleh dokter. "Kemudian jika hasil diagnosa dianggap perlu penanganan maka langsung kami rujuk ke rumah sakit," tuturnya.

Selain itu, di setiap Kawasan candi, PT TWC memiliki radio yang secara periodik menyampaikan pengumuman untuk mengingatkan tentang pembuangan sampah yang benar serta mengingatkan untuk mencuci tangan. "Terlebih, kawasan candi memiliki wilayah yang luas, kalau kecapekan jalan, daya tahan tubuh bisa menurun dan rentan terhadap virus," papar Edy.

PT TWC juga menyampaikan bahwa kawasan candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko merupakan destinasi yang aman dikunjungi. Harapannya, prosedur tersebut juga diterapkan di tempat wisata yang lain, khususnya di Kawasan Joglo Semar (Yogya, Solo, dan Semarang-Red). 

"Jangan sampai karena satu destinasi tidak menjalankan prosedur pencegahan dan sosialisasi peringatan justru berimbas ke destinasi yang lain. Kami ingin menunjukkan bahwa destinasi wisata ini aman, tapi tetap aware terhadap wabah Covid-19," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement