Rabu 18 Mar 2020 19:21 WIB

Atasi Covid-19, Daerah Lain Bisa Tiru Command Center Jabar

Pemerintah harus terus mengedukasi masyarakat untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (tengah) mendengarkan penjelasan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) saat melakukan pertemuan di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), Kompleks Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (18/3). Pertemuan tersebut membahas konsolidasi penanganan penyebaran virus Corona (Covid-19) di Indonesia. (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (tengah) mendengarkan penjelasan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) saat melakukan pertemuan di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), Kompleks Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (18/3). Pertemuan tersebut membahas konsolidasi penanganan penyebaran virus Corona (Covid-19) di Indonesia. (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Carnavian, mengunjungi Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), Rabu petang (18/3). Menurut Tito, ia datang ke Jabar, karena Jabar  penting daerahnya dekat dengan Jakarta. 

"Menurut para ahli Covid-19 adalah virus memiliki karakter cepat penyebarannya. Kami nggak menganggap remeh. Covid-19  sudah masuk Indonesia termasuk Jabar," ujar Tito kepada wartawan saat Konferensi Pers.

Pemerintah harus terus mengedukasi masyarakat untuk memperkuat daya tahan tubuh. Karena, virus bisa dimitigasi dan dinetralisir dengan kekebalan tubuh. "Perlu diwaspadai yang beresiko daya tahan rendah lansia dan kurang berolahraga," katanya.

Menurut Tito, semua harus mencegah penyebaran dengan mengedukasi publik, supaya mempekuat daya tahan tubuh, melaksanakan kebersihan lingkungan, sosial distancing, dan mencegah kerumunan.

Kemudian, mulai lakukan work from home (WFH) seperti ASN, ada petunjuk dari Kemenpan dan Kemendagri. Asal, pelayanan publik jangan ditinggalkan. Kemudian kebijakan lain yang mengangkut kerumunan sistem transportasi, bisa menjadi tempat penularan ini juga harus dibuat kebijakan.

Lebih dari itu, perlu dibentuk semacam organisasi yang ada pembagian tugas secara jelas, siapa pemimpin dimana tempat bekerjanya, dan dimana pusatnya. Kemudian, tim edukasi kampanye pada publik, tim Pencegahan, tim deteksi atau tracing survaillance dan tim mitigasi.  "Ini perlu langkah-langkah seperti itu," katanya. 

Menurutnya, dari paparan command center yang ada, ia memberikan apresiasi tinggi. Tito melihat command center ini sudah terbentuk. Bahkan, tetap ada SDM, pembagian tugas, ada peta, ada aplikasi yg bisa diunduh ada sistem yg menghubungkan ke 50.000 RW. Ini bisa digunakan untuk social distancing.

"Gimana memelihara kesehatan tubuh ini dengan command center bisa.  Saya berharap kepala daerah lain bisa membuat command center sendiri. Bisa meniru Jabar," katanya.

Tito juga, memberi apresiasi pada gubernur Jabar yang telah mengantisipasi sejak awal untuk persiapan kalau Covid-19 masuk ke Jabar. Kemudian memberikan edukasi, mitigasi kalau terjadinya lonjakan secara eksponensial ada Rumah Sakit.

Untuk organisasi, provinsi sudah membentuk upaya penanggulangan Covid-19. Jadi selain Leadership, ada tim yg melakukan deteksi dan survei atau tracing dan penanganan pada mereka yang diduga terpapar Covid-19.  "Saya apresiasi apalagi ini sudah lintas sektoral. Hal penting yang dapat ditiru daerah lain, jangan telat untuk membuat tim. Lalu buat aplikasi teknologi yang bisa diunduh," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement