REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Ketua DPRD Kabupaten Bogor Jawa Barat Rudy Susmanto curiga Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tengah gagap mendeteksi virus corona atau COVID-19, karena tak kunjung merilis data penularan maupun penanganannya.
"Ini enggak bisa dianggap enteng. Ridwan Kamil habis tes corona dengan 200 anggotanya yang sehat, tanpa disangka dua orang positif corona, padahal sehat. Nah ini Kabupaten Bogor bagaimana?," kata Rudy, Kamis (19/3).
Politisi Partai Gerindra itu khawatir kasus COVID-19 di Kabupaten Bogor seperti bom waktu, tiba-tiba diketahui mewabah karena lemahnya sistem pendeteksian dini dari beberapa orang yang dicurigai terinfeksi COVID-19.
Ia melihat ketidakseriusan Pemerintah Kabupaten Bogor menanggapi virus yang sudah banyak menginfeksi warga di DKI Jakarta yang letaknya bersebelahan dengan Kabupaten Bogor.
Menurutnya, Pemkab Bogor sampai saat ini belum terlihat melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai fasilitas tempat beraktifitas masyarakat, tempat-tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya.
"Padahal kondisi pandemi ini saya melihat semakin tak terkendali penyebarannya. Jangan lupa bahwa Bogor merupakan daerah yang berdampingan persis dengan Jakarta," sebut Rudy.
Dia berharap, Pemkab Bogor lebih serius menangani wabah corona ini secara kongkret, sehingga masyarakat merasa nyaman dan bisa mengantisipasi penyebaran virus tersebut secara mandiri.
"Saya menduga jika pendataan dan screening-nya saja nggak jelas dan akurat, sangat mungkin ada yang sudah mempunyai potensi bahkan bukan tidak mungkin sudah terjangkit corona," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Bogor, dr Kusnadi yang ditunjuk sebagai juru bicara (jubir) COVID-19 di Kabupaten Bogor mengaku belum bisa memaparkan data orang dengan pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP), suspect, maupun positif COVID-19 di wilayah Kabupaten Bogor. "Besok yah datanya," singkatnya.