REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Petrosea Tbk membukukan laba bersih sebesar 31,18 juta dolar AS sepanjang 2019. Perolehan laba bersih tersebut naik 35,80 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 22,96 juta dolar AS.
Data yang dihimpun Antara di Jakarta, Jumat (20/3), menunjukkan perusahaan mencatatkan kenaikan total pendapatan sebesar 2,30 persen dari 465,74 juta dolar AS pada tahun 2018 menjadi 476,44 juta dolar.
Kontribusi dari lini bisnis Kontrak Pertambangan mencapai 60,25 persen terhadap total pendapatan Perusahaan dengan menggunakan armada yang efisien dan efektif dalam mencapai volume produksi. Kontribusi dari lini bisnis Rekayasa dan Konstruksi mencapai 20,50 persen, dan lini bisnis Petrosea Logistics dan Support Services mencapai 18,66 persen terhadap total pendapatan perusahaan.
“Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi kami bahwa inisiatif strategis kami untuk melakukan transformasi kegiatan operasional Perusahaan melalui digitalisasi mendapatkan pengakuan dari dunia internasional, setelah Petrosea dipilih oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu-satunya perusahaan milik Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network,” ujar Presiden Direktur Petrosea, Hanifa Indradjaya.
Petrosea sendiri adalah perusahaan multi-disiplin yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, rekayasa dan konstruksi serta jasa minyak dan gas bumi selama lebih dari 48 tahun.
Pada 1990, Petrosea menjadi perusahaan rekayasa dan konstruksi Indonesia pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX: PTRO). Petrosea didukung oleh pemegang saham utamanya, PT Indika Energy Tbk., merupakan perusahaan energi di Indonesia yang menyediakan solusi energi terpadu melalui investasinya di bidang sumberdaya energi, jasa dan infrastruktur.