REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hotel Aston Bogor & Resort sering disebut-sebut dalam sejumlah pemberitaan di media terkait penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aston memang menjadi lokasi di acara Peserta Persidangan Sinode Tahunan (PST) pada 26-29 Februari 2020.
Assistant Public Relations Manager, Meidasari menjelaskan penutupan lantaran terjadi penurunan bisinis akibat virus Corona atau Covid-19. Meida menegaskan penutupan tidak ada kaitannya dengan acara PST Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). "Tidak ada kaitannya. Penutupan karena tingkat hunian hotel yang sangat rendah. Jadi dimanfaatkan oleh kami untuk melakukan perbaikan di area hotel," kata Meida saat dikonfirmasi, Sabtu (21/3).
Dia menjelaskan, penutupan akan dimulai sejak 22 Maret 2020. Namun, untuk waktu buka kembali, Meida mengaku masih menunggu keputusan dari pimpinan hotel.
Meida menambahkan, pihak hotel senantiasa berupaya menjaga kebersihan hotel untuk langkah antisipasi virus Corona. Bahkan, penyemprotan disinfektan dilakukan secara rutin. "(Penyemprotan disinfektan) sudah rutin dilakukan," kata dia.
Terkait karyawan hotel yang sempat terlibat dalam acara GPIB, Meida menjelaskan terus dilakukan pengecekan. Sejak dua minggu belakang, para karyawan terus dicek suhu badan tubuh. "Alhamdulillah semua dalam keadaan sehat," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Sinode GPIB Kariso Rumambi membenarkan adanya acara di Hotel Aston dan menyebut adanya warga GPIB yang meninggal hanya beberapa hari selang acara di Bogor selesai. Kariso Rumambi menjelaskan kondisi sejumlah jemaat yang diinformasikan terinfeksi Covid-19. Ia segera mengonfirmasi keluaraga jemaat untuk mengetahui kondisi terkini.
Hasilnya, terdapat empat orang warga GPIB yang meninggal dunia beberapa hari setelah mengikuti PST Bogor 2020. Namun, dari jumlah baru dua orang yang sempat menjalani pemeriksaan Covid-19 di Rumah Sakit.
"Pihak rumah sakit menyampaikan bahwa pasien yang satu terkena penyakit infeksi menular. Sementara untuk pasien satu lagi kami mendapatkan informasi dari pihak terkait bahwa pasein tersebut tidak terinfeksi Covid-19," kata dia, dalam siaran pers, Jumat (20/3).
GPIB pun menyampaikan terdapat empat jemaat lainnya yang dinyatakan positif Covid-19 dan berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). "Keempatnya sedang dirawat di RS dan keadaan mereka dinyatakan stabil," jelasnya.
Namun, GPIB menepis pasien Covid-19 yang meninggal di Solo mengikuti acara PST. "Satu orang pasien positif Covid-19 di Solo Jawa Tengah yang diberitakan meninggal dunia pada Rabu 11 Maret 2020 bukan anggota GPIB dan tidak terkait sama sekali dengan PST Bogor 2020," tegasnya.