Selasa 24 Mar 2020 12:48 WIB

Erick Thohir: BUMN Terus Cari APD Hingga ke Luar Negeri

Di Indonesia hanya ada dua perusahaan yang memproduksi APD.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir menerima bantuan peralatan kesehatan dari Kadin di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (24/3).
Foto: kementrian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir menerima bantuan peralatan kesehatan dari Kadin di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersyukur dengan adanya bantuan bantuan peralatan uji cepat atau rapid test kit dan masker dari Kadin dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Erick mengatakan keberadaan peralatan uji cepat deteksi corona sangat diperlukan saat ini, termasuk untuk rumah sakit (RS) darurat penanganan Korona di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.

"Kerja sama (bantuan) test kit pada saat ini sangat diperlukan karena memang perusahaan BUMN tidak membuat. Jadi makin banyak yang membantu, semakin baik," ujar Erick saat menerima bantuan peralatan uji cepat dan masker dari Kadin dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (24/3).

Baca Juga

Selain pengadaan alat uji cepat deteksi corona, Erick mengatakan belum ada BUMN yang memproduksi alat pelindung diri (APD). Erick menyebut hanya ada dua perusahaan swasta di Jawa Tengah yang bergerak di bidang produksi APD. Selama ini pasokan APD dari dalam negeri hanya berasal dari kedua perusahaan tersebut.

"BUMN berupaya bersama-sama membeli APD dari luar (negeri) untuk penuhi kebutuhan di dalam negeri, bahkan Garuda juga sudah siap untuk kargonya," ucap Erick.

Berbeda dengan alat uji cepat deteksi corona dan APD, lanjut Erick, BUMN telah mampu memproduksi produk masker lewat PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Erick menyebut 4,7 juta masker yang telah diproduksi RNI telah didistribusikan oleh Kimia Farma.

"Baru akan produksi lagi pada April ini. Untuk obat Avigan dan Klorokuin Alhamdulillah saat ini sudah tersedia stok di dalam negeri, yang sebagian dibuat oleh kita," lanjut Erick.

Kata Erick, kekurangan ketersediaan obat akan dilakukan dengan mengambil pasokan dari luar negeri. Erick menilai hal ini perlu dilakukan dalam upaya menyelamatkan masyarakat dari Korona.

Erick berharap dukungan swasta di dalam negeri untuk meningkatkan produksi masker. Erick menyebut ada 30 perusahaan swasta yang produksi masker.

"Apalagi pemerintah sudah berikan keringanan untuk bahan baku masker karena masker ini ada bahan baku kertas putihnya, itu yang harus segera kita bantu," ucap Erick.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement