Sabtu 28 Mar 2020 06:12 WIB

IMF: Pandemi Covid-19 Sudah Jadi Krisis Ekonomi dan Keuangan

IMF menyalurkan dana hingga 1 triliun dolar AS untuk anggotanya.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ani Nursalikah
IMF: Pandemi Covid-19 Sudah Jadi Krisis Ekonomi dan Keuangan. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva.
Foto: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP
IMF: Pandemi Covid-19 Sudah Jadi Krisis Ekonomi dan Keuangan. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF) menyatakan, pandemi virus corona (Covid-19) yang terjadi saat ini telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan. Pandangan ini disampaikan dalam pernyataan bersama Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dan Ketua Komite Moneter dan Keuangan Internasional (International Monetary and Financial Committee/ IMFC) Lesetja Kganyago.

"Kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana pandemi kesehatan global telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan," demikian pernyataan resmi yang dilansir dari situs resmi IMF, Jumat (27/3).

Baca Juga

Pernyataan tersebut juga menjelaskan, dengan aktivitas ekonomi yang melambat, output global akan berkontraksi pada tahun ini. Negara-negara anggota telah mengambil tindakan luar biasa untuk fokus menangani Covid-19, terutama dalam menyelamatkan nyawa maupun melindungi kegiatan ekonomi. Tapi, dibutuhkan lebih banyak langkah untuk mengatasi wabah yang sudah menyerang hampir seluruh negara ini.

IMF dan IMFC menekankan, prioritas negara harus diberikan terhadap dukungan fiskal, terutama untuk rumah tangga dan bisnis yang rentan. Dukungan diberikan guna mempercepat masa pemulihan mereka pada 2021.

Pasar negara berkembang, terutama negara berpenghasilan rendah, akan menjadi pihak yang paling terpukul. Mereka harus merasakan kombinasi dari krisis kesehatan, aliran modal keluar, dan penurunan harga komoditas.

Oleh karena itu, mereka membutuhkan bantuan dalam memperkuat respons krisis dan memulihkan pekerjaan maupun pertumbuhan ekonomi. Sebab, mereka mengalami kekurangan likuiditas valuta asing di pasar negara berkembang dan tingginya beban utang di banyak negara berpenghasilan rendah.

Dalam mengatasi situasi ini, IMF berkomitmen menyalurkan dana hingga 1 triliun dolar AS. Pembiayaan ini terutama diberikan untuk menopang perekonomian negara-negara anggotanya. IMF turut mengajak lembaga keuangan multilateral lain seperti Bank Dunia (World Bank) untuk bersama-sama memenuhi kebutuhan pendanaan darurat.

IMF diketahui sudah memberikan bantuan pembayaran utang untuk anggota termiskin melalui Catastrophe Containment and Relief Trust (CCRT). Fasilitas ini memungkinkan negara penerima memperkuat tanggapan krisis dengan peningkatan akses ke fasilitas darurat.

Selanjutnya, berbagai masalah ini akan dibahas oleh Dewan Ekesekutif IMF pada beberapa pekan mendatang untuk menghasilkan paket berisikan langkah kebijakan yang kuat. "Tujuan bersama kami adalah membuat respons krisis IMF semakin efektif dalam membantu para anggotanya mencapai pemulihan yang lebih cepat dan kuat," demikian penutupan pernyataan bersama IMF dan IMFC.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement