REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga kebersihan rumah menjadi hal krusial untuk mencegah penyebaran virus corona. Sebagian orang mengerjakannya sendiri, ada pula yang mendelegasikan tugas pada asisten rumah tangga (ART). Pertanyaannya, masih amankah menggunakan jasa ART yang pulang-pergi?
Pendapat pakar berbeda-beda mengenai topik tersebut. Ashwani Garg yang merupakan direktur medis program asisten dokter di North Central College, Illinois, Amerika Serikat (AS), memutuskan tidak memberhentikan orang yang membantu membersihkanrumahnya.
Sebagai langkah proteksi, Garg yang memilih spesialisasi pengobatan keluarga dan gaya hidup itu melakukan antisipasi lebih. Dia meminta ART perempuan yang datang berkala ke rumahnya mengenakan pelindung kaki, masker, dan sarung tangan saat bertugas.
"Kami mengambil sedikit risiko, tetapi kami tetap meminta petugas pembersih datang karena itu akan membuat stres kami berkurang karena bahagia memiliki rumah yang bersih," kata Garg yang anak-anaknya mengidap asma.
Pandangan berbeda datang dari KC Rondello, seorang ahli epidemiologi bencana di Sekolah Tinggi Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat di Universitas Adelphi, New York, AS. Rondello memilih untuk tidak menggunakan jasa ART di rumahnya untuk sementara waktu.
Meski begitu, sang profesor tetap membayar penuh ART dan akan menggunakan jasanya kembali ketika kondisi dirasa sudah aman. Rondello menganggap itu sebagai solusi terbaik yang tidak memapar risiko kepada kedua belah pihak.
"Alasan kita melakukan karantina mandiri di rumah adalah supaya aman dan berjarak dari risiko dunia luar. Ketika mengundang orang luar ke rumah, risiko itu kembali meningkat secara bertahap. Setiap kali seperti melempar dadu terkait bahaya terkena virus," ujarnya.
Sayangnya, tidak semua orang seperti Garg atau Rondello. Banyak orang yang begitu saja menghentikan pemakaian jasa ART di rumah. Cindy Bauccio, yang telah bekerja membersihkan rumah orang lain sejak 2004, menghadapi banyak pembatalan order dua pekan terakhir.
Perempuan yang tinggal di Dingmans Ferry, Pennsylvania, AS, itu kini kehilangan sebagian besar pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dia lebih sering berdiam di rumah bersama suaminya yang kini menganggur.
"Mereka (para klien) lebih suka berada di sisi yang aman. Saya mengerti, mereka takut dengan apa yang terjadi. Tetapi saya mengkhawatirkan tagihan hipotek, belum lagi harus menyediakan makanan di rumah," ungkap Bauccio.
Kelompok advokasi Aliansi Pekerja Rumah Tangga Nasional telah merekomendasikan agar pembersih rumah berhenti bekerja di rumah pribadi selama masa krisis. Hal itu untuk melindungi kesehatan diri mereka sendiri beserta klien.
Mereka mengimbau pengguna jasa melakukan hal baik, yakni membayar imbalan yang biasanya diberikan pada waktu-waktu reguler. Itu akan sangat membantu orang-orang yang pendapatannya bergantung pada pekerjaan berkala membersihkan rumah.
"Hal terbaik untuk kesehatan semua orang adalah tetap di rumah untuk memperlambat penyebaran virus dan itu termasuk mendukung pekerja rumah tangga sehingga mereka pun bisa tinggal di rumah," kata perwakilan organisasi, dikutip dari laman Times of India.