Sabtu 28 Mar 2020 20:50 WIB

Saling Bahu-Membahu dengan Non-Muslim Hadapi Corona

Islam mengajarkan saling bahu dengan non-Muslim dalam kebaikan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Islam mengajarkan saling bahu dengan non-Muslim dalam kebaikan. Foto ilustrasi Corona
Foto: www.freepik.com
Islam mengajarkan saling bahu dengan non-Muslim dalam kebaikan. Foto ilustrasi Corona

REPUBLIKA.CO.ID, Islam mengajarkan untuk senantiasa saling tolong menolong dalam kebaikan termasuk dalam menyikapi wabah Corona/Covid-19 dengan siapapun tak terkecuali dengan non-Muslim.    

Isnan Ansory, dalam bukunya Fiqih Menghadapi Wabah Penyakit, mengutip QS Al Mumtahanah ayat 8 yang artinya: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

Baca Juga

Hal ini juga, kata Isnan, didasarkan pula kepada persetujuan Nabi Muhammad SAW atas sahabat Abu Said Al Khudri RA yang berhasil mengobati seorang kepala suku yang masih berstatus kafir. 

Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, dia berkata: “Ada rombongan beberapa orang dari sahabat Nabi Muhammad yang bepergian dalam suatu perjalanan hingga ketika mereka sampai di salah satu perkampungan Arab penduduk setempat, mereka meminta agar bersedia menerima mereka sebagai tamu penduduk tersebut, namun mereka menolak.  

Kemudian kepala suku kampung tersebut terkena sengatan binatang lalu diusahakan segala sesuatu untuk menyembuhkannya namun belum berhasil. Lalu di antara mereka ada yang berkata: "Coba kalian temui rambongan itu semoga ada di antara mereka yang memiliki sesuatu. Lalu mereka mendatangi rombongan dan berkata: "Wahai rombongan, sesunguhnya kepala suku kami telah digigit binatang dan kami telah mengusahakan pengobatannya namun belum berhasil, apakah ada di antara kalian yang dapat menyembuhkannya?." 

Maka berkata, seorang dari rambongan: "Ya, demi Allah aku akan mengobati, namun demi Allah kemarin kami meminta untuk menjadi tamu kalian, namun kalian tidak berkenan, maka aku tidak akan menjadi orang yang mengobati kecuali bila kalian memberi upah. Akhirnya mereka sepakat dengan imbalan puluhan ekor kambing. Maka dia berangkat dan membaca “Alhamdulillah rabbil 'alamiin” (QS Al Fatihah) seakan penyakit lepas dari ikatan tali, padahal dia pergi tidak membawa obat apapun. 

Dia berkata: "Maka mereka membayar upah yang telah mereka sepakati kepadanya. Seorang dari mereka berkata: "Bagilah kambing-kambing itu!" 

Maka orang yang mengobati berkata: "Jangan kalian bagikan hingga kita temui Nabi SAW lalu kita ceritakan kejadian tersebut kepada beliau SAW dan kita tunggu apa yang akan Beliau perintahkan kepada kita.”

Akhirnya rombongan tersebut menghadap Rasulullah SAW, lalu mereka menceritakan peristiwa tersebut. Lantas beliau bersabda: "Kamu tahu dari mana kalau Al Fatihah itu bisa sebagai ruqyah (obat)?" Kemudian Beliau melanjutkan: "Kalian telah melakukan perbuatan yang benar, maka bagilah upah kambing-kambing tersebut dan masukkanlah aku dalam sebagai orang yang menerima upah tersebut". Kemudian Rasulullah SAW tertawa. (HR Bukhari Muslim).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement