Senin 30 Mar 2020 20:25 WIB

CWLS Bisa Percepat Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19

CWLS dapat menjadi alernatif solusi pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi sukuk negara. Kementerian Keuangan menyatakan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) dapat diandalkan sebagai instrumen untuk memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat pasca Covid-19.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Ilustrasi sukuk negara. Kementerian Keuangan menyatakan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) dapat diandalkan sebagai instrumen untuk memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat pasca Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) dapat diandalkan sebagai instrumen untuk memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat, khususnya setelah wabah Covid-19. Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah menyampaikan, CWLS dapat menjadi alernatif solusi mempercepat pemulihan ekonomi pasca Covid-19.

"Imbalan CWLS dimanfaatkan untuk membantu para dhuafa yang jumlahnya pasti meningkat," kata Dwi kepada Republika.co.id, Senin (30/3).

Baca Juga

Skema CWLS mendukung tak hanya pada sisi ekonomi juga sosial. Wakif atau pemberi wakaf tidak hanya berwakaf tapi juga membantu pembangunan nasional melalui sukuk negara. Kupon sukuk akan menjadi nilai manfaat yang nantinya akan disalurkan pada masyarakat membutuhkan melalui lembaga amil zakat (Laz) atau pengelola aset wakaf (nazir).

Instrumen sukuk dapat memberikan keuntungan dengan risiko yang minimal. Sehingga nilai manfaat yang diberikan kepada nazir atau Laz akan tetap. Dana pokok wakaf pun akan dikembalikan pada wakif setelah tenor selesai.

Dwi menyampaikan CWLS untuk ritel akan segera diluncurkan. Saat ini Kemenkeu masih menyiapkan teknisnya. Ia menyadari masih banyak yang harus diurus terkait dengan persiapan CWLS, termasuk literasi.

"CWLS Ritel kalo bisa diluncurkan sesuai target aja bagus, tidak ada dipercepat," kata Dwi.

Dwi menyampaikan pasar sukuk sebenarnya masih bagus. Untuk sukuk di pasar domestik masih stabil karena porsi asing masih sangat kecil dan itu pun masih selalu net buy. Di pasar ritel pun, Dwi meyakini banyak orang lebih tertarik pada sukuk.

Sukuk akan tetap berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan APBN. Penerbitan Sukuk atau SBSN sudah tidak ada halangan dari sisi underlying. Sehingga berapa pun yang ditargetkan bisa dipenuhi, sepanjang permintaan di pasar tetap ada.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement