REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester United yakin tidak sedang di bawah tekanan untuk melakukan pemotongan gaji pemain, meskipun krisis corona sedang berlangsung saat ini. Sejumlah klub termasuk klub elite Italia, Juventus, telah memotong gaji pemain untuk mengatasi penghentian kompetisi demi menyelamatkan keuangan klub 90 juta euro atau Rp 1,6 triliun.
Liga-liga top Eropa dan kompetisi-kompetisi klub Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) telah ditangguhkan tanpa batas waktu. Tak ada indikasi kapan UEFA bisa memulai kompetisi kembali.
Namun, United percaya dengan posisi keuangannya. Itu berarti MU tidak harus meminta para pemain untuk menunda sebagian dari gajinya, meskipun ada penerimaan situasinya lancar dan harus dipantau.
Saat ini United memiliki 25 mitra sponsor global, termasuk Chevrolet, Adidas, AON dan Kohler, serta serangkaian mitra regional, yang menghasilkan pendapatan lebih dari 200 juta poundsterling atau Rp 4,1 triliun.
Klub yang pendapatannya sangat bergantung pada pertandingan dan penyiaran lebih rentan terganggu keuangannya selama tidak ada pertandingan. Tetapi bagi United itu hanya membuat sekitar setengah dari pendapatannya terganggu.
United yakin itu akan membantu untuk menolak menerapkan pemotongan gaji selama mungkin. Sementara, MU tetap berkomitmen untuk tampil sampai musim ini berakhir. Pasukan asuhan Ole Gunnar Solskjaer terus berlatih di rumah seraya menunggu lampu hijau untuk kembali ke markas latihan di Carrington.
United memiliki 11 pertandingan Liga Primer Inggris tersisa untuk dimainkan, serta pertandingan Piala FA dengan Norwich City, dan leg kedua babak 16 besar Liga Europa melawan LASK Linz.