Jumat 03 Apr 2020 06:36 WIB

Petani Garut Dianjurkan Tetap Jaga Jarak Ketika Panen

Agar benih aman, akan disemprot disinfektan lebih dulu.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bilal Ramadhan
Petani menanam padi dengan latar belakang Gunung Guntur di Desa Rancabango, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (5/3/2020).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Petani menanam padi dengan latar belakang Gunung Guntur di Desa Rancabango, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (5/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Pertanian Kabupaten Garut mengimbau para petani yang akan menuai hasil panen untuk tetap menjaga kebersihan dan keselamatan diri. Para petani juga dianjurkan menjaga jarak atau physical distancing ketika memanen, bahkan jika perlu menggunakan alat pelindung diri (APD) sewajarnya.

Kepala Seksi Serealia Dinas Pertanian Garut, Endang Junaedi mengatakan, pihaknya menganjurkan para petani untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah dalam mencegah penyebaran virus korona ketika panen. Hal itu dilakukan agar petani tidak terpapar virus korona dan hasil panen baik untuk dikonsumsi.

"Selama panen kita juga imbau petani menjaga social and physical distancing. Juga menggunakan APD," kata dia, saat dihubungi Republika, Kamis (2/4).

Menurut dia, para petani dan penyuluh di Kabupaten Garut umumnya telah sadar akan bahaya virus korona. Sebab, selama ini mereka adalah orang yang melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungannya masing-masing.

"Selama ini, para petani dan penyuluh juga sudah bergerak melakukan penyemprotan di seluruh kecamatan. Itu menggunakan alat kami juga. Artinya kami punya pasukan dan alat yang cukup," kata dia.

Endang menambahkan, dalam upaya pencegahan penyebaran virus korona, Dinas Pertanian juga telah mengeluarkan surat resmi ke perusahaan benih. Perusahaan benih diwajibkan melakukan penyemprotan sebelum mendistribusikan benih kepada para petani.

"Saat ini kami mau mendistribusikan bantuan benih, dan kami sudah buat surat ke perusahaan benih agar benih itu aman, disemprot disinfektan terlebih dahulu," kata dia.

Menurut dia, penyemprotan disinfektan ke benih tanaman tidak bahaya. Sebab, benih sudah berada dalam kemasan. Lagi pula, lanjut dia, benih juga tidak akan menyerap disinfektan yang disemprotkan.

"Insya Allah relatif aman. Jadi ketika benih sampai ke petani, kemasan bagian luar sudah disemprot," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement