Sabtu 04 Apr 2020 06:40 WIB

Dampak Negatif Cemas Berlebih Akibat Pandemi Corona

Cemas berlebihan bisa menyebabkan sakit perut hingga gangguan fisik lainnya.

Rep: Farrah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Cemas. Ilustrasi
Foto: pixabay
Cemas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merasa stres dan cemas berlebih kerap dirasakan oleh orang-orang karena adanya pandemi covid-19. Kondisi ini pun didukung dengan imbauan untuk karantina atau beraktivitas di rumah terlebih dahulu selama pandemi berlangsung.

Berbagai pihak mengingatkan untuk saling memperhatikan satu sama lain agar kesehatan mental  tetap terjaga. Sebab, bila kesehatan mental menurun, hal itu bisa berimbas kepada turunnya daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah terserang penyakit.

Baca Juga

Gejala turunnya kondisi mental ini bisa terjadi kepada siapapun, termasuk orang-orang yang masih melakukan studi di universitas. Universitas Melbourne Australia pun memberikan pedoman bagi mahasiswanya di tengah pandemi ini.

Dilansir di laman resmi Universitas Melbourn, setidaknya ada beberapa reaksi umum akibat adanya berita-berita mengenai covid-19. Reaksi umum itu antara lain merasa stres atau kewalahan, merasakan kecemasan, khawatir, atau takut, berpikir cepat, dan merasa sedih, menangis, dan hilangnya minat dalam aktivitas menyenangkan yang biasa.

Selain itu, adapun gejala fisik seperti seperti peningkatan detak jantung, sakit perut, kelelahan, atau sensasi tidak nyaman lainnya, frustasi, lekas marah, atau marah, dan gelisah. Reaksi lainnya adalah merasa tak berdaya, kesulitan berkonsentrasi atau tidur, merasa terputus dari orang lain, kekhawatiran tentang pergi ke ruang publik, dan kesulitan bersantai.

“Semua pengalaman ini dapat dipahami dalam menghadapi tantangan yang signifikan ini. Telah terjadi kehilangan nyawa, perubahan cepat pada cara hidup kita. Misalnya belajar, bekerja, pertemuan sosial,” tulis pernyataan itu.

Mereka melanjutkan, akibat adanya pandemi ini, banyak rencana menjadi terganggu karena pembatasan perjalanan dan tindakan sosial (fisik). Hal itu pun dalam upaya untuk memperlambat penyebaran penularan.

Selain itu, orang-orang secara alami memperhatikan kesehatan dan keselamatan orang-orang yang mereka cintai. Lalu, di masa pandemi ini, masih banyak ketidakpastian.

Menurut mereka, penting untuk mengenali keseriusan dari tantangan kesehatan masyarakat yang dihadapi komunitas terutama mengenai kesehatan mental. “Berhati-hatilah bahwa bereaksi dari tempat yang panik dan ketakutan biasanya tidak membantu, terutama dalam jangka panjang,” kata pernyataan itu.

Menjaga kesejahteraan di saat seperti ini, kata mereka, dapat membantu untuk mengurangi stres. “Dan sangat penting dalam memungkinkan kita untuk tetap mengambil tindakan yang tenang dan efektif di tengah-tengah krisis global ini,” kata pernyataan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement