Kamis 09 Apr 2020 10:18 WIB

Cordofa Talk, Berbagi Kiat Sukses Atasi Wabah Covid-19

Para dai dapat mengedukasi masyarakat menjalani ibadah ramadhan selama pandemi

Berbagai aturan dan strategi sudah diupayakan pemerintah untuk mengatasi wabah covid-19. Terbaru, pemerintah melalui Surat Edaran Kementerian Agama No. 6 Tahun 2020, memberikan himbauan terkait panduan pelaksanaan ibadah ramadhan dan idul fitri selama masa wabah. Berangkat dari keresahan inilah, Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) kembali menyelenggarakan Cordofa Talk ke-2 (Rabu, 8/04) dengan mengangkat tema:
Foto: istimewa
Berbagai aturan dan strategi sudah diupayakan pemerintah untuk mengatasi wabah covid-19. Terbaru, pemerintah melalui Surat Edaran Kementerian Agama No. 6 Tahun 2020, memberikan himbauan terkait panduan pelaksanaan ibadah ramadhan dan idul fitri selama masa wabah. Berangkat dari keresahan inilah, Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) kembali menyelenggarakan Cordofa Talk ke-2 (Rabu, 8/04) dengan mengangkat tema:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai aturan dan strategi sudah diupayakan pemerintah untuk mengatasi wabah covid-19. Terbaru, pemerintah melalui Surat Edaran Kementerian Agama No. 6 Tahun 2020, memberikan himbauan terkait panduan pelaksanaan ibadah ramadhan dan idul fitri selama masa wabah. Berangkat dari keresahan inilah, Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) kembali menyelenggarakan Cordofa Talk ke-2 (Rabu, 8/04) dengan mengangkat tema: "Cegah Tangkal Corona, Apa Kabar Ramadhan Kita?".

Cordofa Talk ke-2 hari ini (Rabu,08/04) menghadirkan tiga orang narasumber yaitu Djauhari Oratmangun (Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok), Dr.Drs.H.Juraidi, MA (Direktur Penerangan Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Islam Kementerian Agama RI), dan drg. Imam Rulyawan, MARS (Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa).

Pada acara Cordofa Talk di sesi pertama, Djauhari Oratmangun selaku Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok memberikan pemaparan terkait kondisi terkini negara Cina dan warga negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di wilayah tersebut. Dalam keterangannya, menyampaikan bahwa tepat 8 April 2020, setelah 76 hari mengalami lockdown Wuhan dan Hubei telah dibuka kembali secara resmi oleh pemerintah Cina, begitupun perjalanan antar kota sudah dibuka kembali.

"Virus itu adalah musuh yang tak terlihat. Kita tidak tahu kapan dan dimana kita akan terpapar. Sebab itu, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah disiplin dalam menjaga diri dan melakukan tindakan pencegahan. Saya juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh WNI yang berada di Cina atas kedisiplinan mereka mematuhi peraturan negara Cina dan arahan KBRI. Selama wabah Corona, sebanyak 72 masjid di Beijing ditutup. Kendati seluruh provinsi di Cina terpapar virus Corona, namun tak ada satu WNI pun yang positif virus Corona ini.” tutur Djauhari.

Di sesi kedua, drg.Imam Rulyawan, MARS selaku Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa menyampaikan berbagai kegiatan yang sudah dilakukan oleh Dompet Dhuafa selama masa cegah tangkal Corona. Dalam kesempatan ini, drg. Imam Rulyawan pun menjelaskan terkait program Disinfectant Body Chamber Dompet Dhuafa yang sempat menuai pro dan kontra beberapa waktu lalu. 

"Kami belajar dari Vietnam yang secara fasilitas dan sarana prasarana kesehatannya tidak jauh berbeda dengan Indonesia namun mampu menekan laju wabah Corona dengan lebih baik. Kami menemukan bahwa pemerintah Vietnam menempatkan disinfectant body chamber di berbagai titik di negaranya.

Inspirasi inilah yang mengawali kerjasama Dompet Dhuafa dan juga pemerintah DKI Jakarta untuk mengadakan Disinfectant Body Chamber di sejumlah titik di Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, menjelaskan  meski namanya disinfectant body chamber, namun cairan yang digunakan adalah antiseptik yang aman untuk tubuh. "Hari ini kita tak lagi punya waktu untuk saling mengomentari. Sudah harus berbuat dan mengisi ruang kosong. Gerakkan kaki dan tangan kita untuk berbagi. Seminimalnya, gerakkan tangan untuk berdoa agar Allah turun tangan membuat wabah Corona ini segera reda," ujarnya.

Di sesi ketiga, Dr. Drs. H. Juraidi, MA memberikan penjelasan terkait Surat Edaran Kementerian Agama No. 6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri selama kondisi wabah Corona. "Meskipun Indonesia bukan negara Islam, tetapi semangat pelaksanaan ibadah itu difasilitasi negara, salah satunya dengan hadirnya kementerian agama (Kemenag) dalam struktur pemerintahan RI.  Dalam kondisi wabah Corona ini, kemenag berupaya hadir dan memberikan edukasi melalui surat edaran terkait panduan-panduan ibadah yang dapat dilakukan dengan tetap mempertimbangkan aspek kesehatan dan keamanan.".

Ustadz Idrianto Faishal (Dai Ambassador Cordofa yang juga merupakan staf Bimas Islam) turut menjelaskan, "Surat edaran Kemenag ini tidak bermaksud untuk mengekang pelaksanaan ibadah, namun memberikan pertimbangan dari segi kemanusiaan dan juga syariah. Surat edaran ini akan dinyatakan otomatis tidak berlaku jika pada Ramadhan dan Idul Fitri kondisi wabah Corona sudah membaik".

Kementerian agama juga berharap agar para dai dan mubaligh yang tergabung dalam Asosiasi Dai Cordofa dan juga dai-dai di seluruh Indonesia dapat berpartisipasi memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan ibadah ramadhan selama kondisi wabah ini masih berlangsung. Dengan harapan, masyarakat Muslim di Indonesia tetap dapat melaksanakan ibadah Ramadhan dan merasakan semarak ramadhan dengan tetap menjaga keselamatan sesuai arahan dan protokol kesehatan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement