Jumat 10 Apr 2020 11:49 WIB

Gandeng IABIE dan IDI, BPPT Rilis Aplikasi Covid Track

Covid Track ini telah memperkuat manajemen penanganan kasus.

Rep: Nur Hasan Murtiaji/ Red: Agus Yulianto
Kepala BPPT, Hammam Riza
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Kepala BPPT, Hammam Riza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan aplikasi mobile Covid Track. Aplikasi ini bertujuan untuk melindungi tenaga medis dari potensi terkena paparan virus corona baru atau Covid-19.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, aplikasi berbasis android ini memiliki fitur untuk melacak serta menganalisis pergerakan pasien orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP). Aplikasi ini juga memungkinkan untuk mendata penyebaran dan ketersediaan alat pelindung diri (APD).

Hamman mengungkapkan, aplikasi Covid Track akan melindungi tenaga medis, terutama dokter praktik mandiri ketika hendak melakukan anamnesa terhadap seorang pasien  yang berkunjung. Melalui aplikasi ini, berdasarkan NIK yang dimasukkan, dokter akan mengetahui apakah pasien tersebut sudah pernah terdata sebelumnya.

"Bila data menunjukkan bahwa pasien berstatus PDP atau bahkan konfirm positif, maka aplikasi akan mengirimkan notifikasi ke dokter untuk mengambil tindakan preventif," kata Hammam seusai jumpa pers melalui video bertajuk Technical Launch CovidTrack, inovasi BPPT dalam upaya membantu memutus rantai penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia, di Kantor BPPT, Jakarta, Kamis (9/4), dalam rilis yang diterima Republika.

Kegunaan ini menjadikan aplikasi tersebut membantu dokter dalam melakukan perlindungan diri serta memitigasi potensi atau risiko keterpaparan dokter terhadap Covid-19. Dalam pembuatan aplikasi Covid Track, BPPT bersinergi dengan Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) yang berperan aktif dalam memfasilitasi user requirements dari antara Pengurus Besar ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Hammam menambahkan, aplikasi ini berisi data primer yang sangat valid karena bersumber dari dokter itu sendiri. Bila data tersebut terus terkumpul dan bergulir, maka riset lebih lanjut dengan melibatkan big data analysis maupun artificial intelligent (AI) dapat dilakukan. "Kolaborasi lintas sektoral ini juga akan memperkuat kemandirian teknologi dan daya saing nasional di bidang kesehatan," kata Hammam.

Ketua Umum PB IDI Daeng Mohammad Faqih mengatakan, dalam mengembangkan riset tidak dapat bergerak sendiri dan teknologi di bidang kedokteran tidak hanya dilakukan oleh dokter saja tetapi harus berkolaborasi dengan pihak lain. BPPT, kata Daeng, menyambut baik ajakan berkolaborasi melakukan riset dan pengembangan teknologi di bidang pelayanan kesehatan dan kedokteran.

"Semoga kerja sama dengan BPPT dan IABIE ini bisa mendorong kemajuan teknologi di bidang pelayanan kesehatan dan kedokteran," kata Daeng. Aplikasi Covid Track, ujar Daeng, memang sangat dibutuhkan sehingga pihaknya mendahulukan pengembangan aplikasi ini.

Covid Track ini telah memperkuat manajemen penanganan kasus karena sifatnya lebih ke arah agregasi data pasien. Hal ini tentu bermanfaat secara strategis dalam tiga hal. Pertama, kata Daeng, memungkinkan dilakukan tracing pada pasien yang sudah diperiksa maupun orang yang sudah melakukan kontak. Kemudian, merencanakan kebutuhan dalam pelayanan secara tepat. Selain itu, dapat melakukan evaluasi dan koreksi terhadap tata laksana kepada pasien.

Ke depan, kata Daeng, PB IDI akan menyampaikan ke seluruh anggota bahwa aplikasi ini sangat bermanfaat dalam manajemen penanganan kasus. "Jika ini dilakukan dengan baik, saya optimistis penanganan Covid-19 di Indonesia akan membaik sehingga pemutusan rantai penularan lebih cepat," katanya.

Dalam rangkaian acara Technical Launch Aplikasi Covid Track, selain dilakukan penyerahan aplikasi Covid Track secara simbolis, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) secara virtual, antara PB IDI dan BPPT guna kolaborasi dan kerja sama riset untuk kemandirian bangsa di bidang kesehatan dan farmasi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement