Imunisasi menjadi kegiatan yang sangat penting bagi bayi dan anak hingga usianya menginjak 18 bulan. Bahkan, di usia tertentu anak akan mendapatkan imunisasi ulang. Dengan melakukan imunisasi hingga lengkap, maka daya tahan tubuh anak akan kuat dan kesehatan anak tetap terjaga.
Jika tidak melakukan imunisasi, anak lebih mudah berisiko tertular virus penyakit, mengalami sakit yang lebih parah atau meninggal. Oleh karena itu, imunisasi anak tetap harus dilakukan baik di puskesmas, praktek dokter pribadi dan rumah sakit.
Berikut beberapa jenis imunisasi anak yang harus orang tua ketahui yang telah Cermati.com rangkum dari berbagai sumber kesehatan.
Jenis Imunisasi Dasar yang Wajib Dilengkapi
Orang tua menemani anaknya yang ingin di imunisasi oleh dokter
Orangtua perlu tahu selama anak masih bayi, ada beberapa jenis imunisasi dasar yang wajib dilengkapi. Berikut jenis imunisasinya serta fungsinya berdasarkan usia bayi, antara lain:
Setelah Lahir
- Hepatitis B: agar anak tidak terinfeksi menular yang menyerang hati (liver) dan bisa berujung pada kanker hati atau sirosis.
- Polio: agar anak tidak terinfeksi virus menular yang menyerang sistem saraf pusat di otak.
Usia 1 bulan
- BCG: imunisasi untuk mencegah penyakit tuberkulosis atau TBC yang merupakan penyakit menular berbahaya yang menyerang saluran pernapasa
Usia 2 bulan
- Pentavalent 1 (DPT-HB-HiB): vaksin campurandari DPT, HB, dan HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini diberikan untuk mencegah enam penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak).
- Polio 1 (Ulang)
Usia 3 bulan
- Pentavalent 2
- Polio 2
Usia 4 bulan
- Pentavalent 3
- Polio 3
- Hexavalent (DPT, HB, HiB dan Polio)
Usia 9 bulan
- MR1: imunisasi Measles Rubella (MR) adalah imunisasi untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang 15 tahun
Usia 18 bulan
- Pentavalent 4
- Polio 4
- MR2
Jenis Imunisasi Tambahan untuk Anak
Setelah imunisasi dasar sudah lengkap, tak ada salahnya juga orangtua memberikan imunisasi tambahan yang juga penting untuk memberikan perlindungan kepada anak agar anak tidak mudah terinfeksi berbagai virus.
Berikut beberapa imunisasi tambahan lainnya berdasarkan usia anak:
- MMR, berikan pada anak usia 12 – 18 bulan yang gunanya untuk mencegah penyakit campak (Measles), gondongan (Mumps), dan Rubela (campak Jerman).
- Tifoid, berikan pada anak usia 24 bulan dan perlu diulang setiap 3 tahun sekali. Imunisasi ini untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella typhii yang merupakan penyebab penyakit tifus.
- Rotavirus, terdiri dari vaksin monovalent diberikan 2 kali saat anak berusia 6-12 minggu dan pentavalent diberikan 3 kali mulai anak berusia 2 bulan. Kedua vaksin ini untuk mencegah infeksi yang bisa mengakibatkan diare kronis.
- PCV: untuk melindungi tubuh anak dari infeksi pneumokokus yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae yang bisa menimbulkan meningitis (radang otak), pneumonia (radang paru-paru), infeksi sinus, dan bakteri dalam darah. Imunisasi ini diberikan pada anak mulai usia 7-12 bulan sebaganya 2 kali dengan jarak 2 bulan. Jika anak berusia 2 tahun, berikan hanya 1 kali.
- Varicella: imunisasi rutin untuk mencegah cacar air yang dilakukan 1 kali pada anak yang sudah berusia 12 bulan.
- Influenza: imunisasi yang perlu dilakukan setiap satu tahun sekali agar anak terhindar dari flu.
- Hepatitis A: virus yang menyebar melalui makanan. Berikan imunisasi ini setelah anak berusia 2 tahun.
- HPV: berfungsi untuk melindungi tubuh dari virus HPV yang dapat mengakibatkan kanker serviks. Sebaiknya berikan saat anak sudah menginjak 10 tahun.
Baca Juga: Cegah Virus Corona dengan Jaga Imun Tubuh, Begini Caranya!
Tips Aman Imunisasi Anak Selama Pandemi Covid-19
Tips aman imunisasi anak selama pandemi covid-19
Namun, disituasi pandemi corona seperti sekarang ini, banyak orangtua yang justru lebih memilih menunda jadwal imunisasi anak. Mereka khawatir dan takut akan dirinya atau buah hati tercintanya tertular virus corona, apalagi saat ini belum ada imunisasi untuk mencegah infeksi Covid-19 ini.
Untuk meminimalisir rasa khawatir dan takut, setiap orangtua perlu memperhatikan beberapa cara aman ketika ingin mengantar anak untuk imunisasi selama pandemi corona berikut ini:
1. Pastikan Anak dalam Kondisi Sehat
Jangan langsung terburu-buru antar anak imunisasi ke layanan kesehatan. Sebab, Anda harus pastikan terlebih dahulu kondisi anak Anda dalam keadaan fit atau sedang sakit. Sebaiknya, cek dulu kondisi kesehatan anak, apakah suhu badan anak normal? Ada flu atau batuk? Atau sakit lainnya? Sebab, imunisasi tidak bisa dilakukan jika anak sedang sakit.
2. Atur Jadwal Imunisasi ke Dokter
Orangtua juga perlu mengatur pertemuan imunisasi anak dengan dokter pribadi atau puskesmas atau juga pihak rumah sakit. Tujuannya agar proses imunisasi bisa dilakukan dengan cepat, lancar, dan tak perlu menunggu lama di tempat layanan kesehatan.
Sering kali, banyak orangtua yang mengabaikan atur jadwal ini. Alhasil, dokter anak sedang tidak melakukan praktek, harus mengantre karena banyak yang ingin imunisasi juga dan sebagainya. Hal ini membuat waktu di rumah sakit atau puskesmas menjadi lebih lama, sehingga berisiko tertularnya virus penyakit.
3. Orangtua dan Anak Harus Pakai Masker
Jangan lupa kenakan masker baik orangtua dan juga anak saat mau berangkat ke layanan kesehatan untuk imunisasi. Hal ini sesuai dengan imbauan pemerintah kepada seluruh masyarakat yang terpaksa ke luar rumah untuk kegiatan penting, maka perlu memakai masker minimal berbahan kain sebagai bentuk pencegahan dasar tertularnya virus.
4. Bawa Handsatizer dan Desinfektan
Agar Anda dan anak terhindar dari virus, pastikan selalu bawa handsitizer dan desinfektan di dalam tas. Jadi, tangan Anda atau anak bisa langsung dibersihkan dengan handsanitizer setelah menyentuh barang-barang yang ada di fasilitas kesehatan dan barang-barang yang dibawa seperti tas, dompet dan lainnya disemprotkan dengan desinfektan.
5. Terapkan Social Distancing di Fasilitas Kesehatan
Jangan lupa untuk selalu menerapkan social distaning dimanapun Anda berada termasuk di tempat layanan kesehatan. Ketika mengantre menunggu panggilan dokter untuk imunisasi anak, pastikan jaga jarak dengan pengunjung lainnya 1-2 meter. Jika sedang berada di kursi ruang tunggu, kosongkan 1 atau 2 bangku sebagai jarak duduk dengan yang lainnya.
6. Jaga Aktivitas Anak
Selama di fasilitas kesehatan, sebaiknya sebagai orangtua perlu menjaganya anak dengan baik. Apalagi si anak sangat aktif seperti jalan atau lari-lari dan sebagainya. Jika perlu pegang tangan anak atau gendong, sehingga anak tidak melakukan aktivitas yang berlebihan di fasilitas kesehatan.
Ini sebagai salah satu cara agar anak tidak bisa bersentuhan dengan barang-barang yang ada di fasilitas kesehatan dan anak terhindar dari terinfeksi virus.
7. Segera Pulang dan Bersihkan Diri
Setalah imunisasi anak selesai, tidak perlu mampir ke tempat lain. Segera pulang ke rumah dan bersihkan diri atau mandi dan cuci baju yang dipakai. Ini sangat penting dilakukan agar virus yang menempel pada baju, tangan dan lainnya mati dan hilang.
Baca Juga: COVID-19 Menyebar Luas, 7 Produk Asuransi Ini Cover Risiko Virus Corona
Pentingnya Menjaga Kesehatan Anak Tercinta
Anak merupakah anugerah terindah yang tuhan berikan kepada Anda dan pasangan. Untuk itu, sebagai bentuk kasih orangtua kepada anak tercinta, orangtua perlu menjaga kesehatan anak dengan memberikan imunisasi lengkap dan makanan yang bergizi.
Selain itu, orangtua juga perlu menambah perlindungan kesehatan anak dengan asuransi kesehatan terbaik untuk membantu meringankan Anda jika sewaktu-waktu anak membutuhkan penangan serius di rumah sakit.
Baca Juga: Dear Orang Tua, Ini 4 Cara Tepat Memilih Asuransi Kesehatan untuk Anak