REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD-NU), mengajak umat Muslim di Tanah Air menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan meski di tengah kondisi menghadapi wabah corona.
Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH Muhammad Nur Hayid, menjelaskan Ramadhan sebagai bulan yang mulia mempunyai keutamaan dibandingkan bulan lainnya. Sebab itu dengan istimewanya Ramadhan, tak ada alasan bagi seorang yang beriman untuk menolak, gelisah, dan sedih dengan datangnya Ramadhan.
Gus Hayid, begitu akrab disapa, juga mengajak masyarakat tetap mempraktikkan social dan physical distancing untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19 selama Ramadhan.
Dia mengimbau umat Muslim tidak menyambut Ramadhan dengan pawai, atau juga mengisi Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang hingga dapat menimbulkan risiko terinfeksi virus corona. Sebab menurutnya, Ramadhan bukanlah ritual formal melainkan ibadah substansial yang memiliki perbedaan dengan ibadah lainnya.
"Ramadhan itu ritual substansial. Siapa yang bersungguh-sungguh, dikerjakan dengan ikhlas dan berhati-hati dalam berusaha lahir batin maka kalau dia menjalani puasa sungguh-sungguh diampuni segala dosanya," kata Gus Hayid kepada Republika,co.id pada Jumat (17/4).
Dia berpesan umat Muslim di Indonesia bisa menyambut Ramadhan dengan mempersiapkan berbagai kegiatan yang positif yang bisa dilakukan di rumah. Seperti dengan membaca Alquran, memperbanyak sholat sunnah di rumah, hingga bersedekah kepada yang membutuhkan.
Sebab menurut Gues Hayid orang yang mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan kegembiraan maka akan dijauhkan dari siksa api neraka.
"Sehingga ngga ada alasan untuk sedih mau Covid mau alasan krisis, ngga ada, karena Ramadhan bukan ritual formal tapi ritual substansial. Selow saja, happy saja, ngga usah khawatir, bingung, ngga usah takut karena hidup dan mati milik Allah, maka kerjakan sebaik baiknya dengan ikhlas dan bahagia," katanya.
Meski dalam kondisi social distancing namun Gus Hayid mengajak umat agar bisa saling mengabarkan datangnya bulan suci Ramadhan melalui media sosial.
Sementara untuk kegiatan seperti iktikaf, tarawih hingga tadarus bersama menurut Gus Hayid hal tersebut dapat dilkukan di rumah bersama dengan keluarga.
Lebih dari itu, Gus Hayid juga mengajak umat untuk melakukan gerakan sosial yakni mengisi Ramadhan dengan memperbanyak bersedekah membantu sesama yang membutuhkan.
Jadi, kata dia, syariat Ramadhan itu buka bukber, bukan iktikaf bukan harus sholat tarawih. Bukber adalah tradisi, kalau tidak bisa bukber karena Covid-19 bukberlah dengan keluarga, dengan hati, bagaimana caranya bagilah dengan orang-orang. “Iktikaf itu sunah, tarawih sunah, yang wajib adalah puasa dan melatih diri kita peka, dengan sesama. baca Alquran, Iktikaf sendiri di rumah, karena intinya iktikaf berdiam diri berzikir," katanya.