Ahad 19 Apr 2020 14:17 WIB

Pemkot Tasikmalaya Imbau Warga tak Munggahan

Untuk tahun ini, tidak perlu ada munggahan, berkumpul, dan sebagainya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Karena wabah Covid-19, tradisi munggahan tahun ini diimbau untuk tidak dilakukan. Foto suasana munggahan atau syukuran menyambut bulan Ramadhan dengan ngaliwet atau makan bersama di pinggir Sungai Cikalang, Kampung Awiluar, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya (ilustrasi)
Foto: Republika/Bayu Adji P
Karena wabah Covid-19, tradisi munggahan tahun ini diimbau untuk tidak dilakukan. Foto suasana munggahan atau syukuran menyambut bulan Ramadhan dengan ngaliwet atau makan bersama di pinggir Sungai Cikalang, Kampung Awiluar, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya mengimbau warganya untuk tak melakukan munggahan atau tradisi berkumpul menjelang Ramadhan tahun ini. Sebab, pandemi Covid-19 masih belum diketahui kapan akan berakhirnya. "Untuk tahun ini, tidak perlu ada munggahan, berkumpul, dan sebagainya," kata Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, Ahad (19/4).

Ia juga kembali mengingatkan warganya yang berada di luar kota untuk tidak mudik sementara waktu. Sementara warga di dalam kota tetap menjalankan anjuran pemerintah untuk tidak keluar rumah jika tak penting, menghindari kerumunan, mengenakan masker, jaga jarak, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Baca Juga

Berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya, tren penyebaran virus corona di kota santri itu masih naik terus. Hingga Ahad siang, tercatat ada 27 pasien positif di Kota Tasikmalaya. Sebanyak lima orang diketahui melalui tes swab dan 22 orang melalui rapid diagnostic test (RDT).

Sementara itu, arus mudik terus meningkat jelang bulan puasa. Karena itu, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) juga ikut meningkat. Budi menyebutkan, saat ini tercatat 1.030 kasus ODP di Kota Tasikmalaya, di mana 711 orang telah selesai pemantauan dan 319 orang masih dipantau. Sedangkan pasien dalam pemantauan (PDP) tercatat 25 orang, yaitu 20 orang telah selesai pengawasan, tiga orang masih dirawat, dan dua orang meninggal dunia.

Selain itu, lanjut dia, terdapat 302 orang tanpa gejala (OTG). Sebanyak 153 orang selesai pemantauan dan 149 orang masih dipantau. Budi menegaskan, OTG harus benar-benar diperhatikan. Sebab, OTG bisa jadi tak terpapar Covid-19, tapi berpotensi menjadi penyebar virus itu ke orang lain. "Itu terus kita tracing," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement