Selasa 11 Mar 2025 20:59 WIB

Menengok Tradisi Membangunkan Sahur di Dunia Islam

Ada berbagai tradisi membangunkan orang-orang agar bersantap sahur di banyak negeri.

Tradisi membangunkan sahur yang disebut al-musaharati.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Tradisi membangunkan sahur yang disebut al-musaharati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak kapan tradisi membangunkan sahur muncul tiap bulan suci Ramadhan? Prof Hindun Badari dalam makalahnya yang berjudul “al-Mushirati min Duqqat at-Thabul ila al-Insyad wa al-Aghani” menjelaskan, cikal-bakal aktivitas membangunkan sahur itu telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Ketika itu, azan yang dikumandangkan oleh Bilal bin Rabah menjadi penanda waktu berbuka.

Pada masa itu, waktu sahur patokannya ialah azan yang dikumandangkan Abdullah bin Ummi Maktum. Ini yang melatarbelakangi hadis Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Bilal azan menjelang malam, maka makan dan minumlah hingga mendengar azan Ibn Umm Maktum.”

Baca Juga

Berlanjut ke masa kekhalifahan. Pada era Dinasti Bani Abbasiyah, ada beberapa daerah daulah Islam yang menyemarakkan tradisi membangunkan orang-orang kala masuk waktu sahur.

Di Mesir misalnya, Gubernur Mesir, Atabah bin Ishaq pada era pemerintahan Khalifah Dinasti Abbasiyah, al-Munthashir Billah (861-862 M), disebut-sebut sebagai al-musaharati pertama.

Ini karena pada tahun 238 Hijriyah, ia merasa terpanggil untuk berkeliling di Kota Kairo (Fustat lama) dan membangunkan penduduk untuk sahur.

Ia melakukannya dengan berjalan kaki. Tempat permulaannya berada di Kota Militer, dan berakhir di Masjid Amar bin Ash yang berlokasi di Kairo Lama, Fustat.

Ia meneriakkan ungkapan, “Wahai hamba Allah, sahurlah. Karena sesungguhnya, dalam sahur terdapat berkah.”

Sejak itulah, profesi al-musaharati sangat dihormati. Hal ini lantaran sang gubernur langsung yang mengawali turun tangan.

Yel-yel yang diteriakkan pun kian bervariatif. Apalagi, di masa Abbasiyah yang terkenal dengan kemajuan di bidang syair.

Sebagian liriknya telah menggunakan bahasa sastrawi dengan mutu tinggi. Misalnya, “Ya niyyaman quman, quman lis sahuri quman (‘wahai orang yang lelap tidur, bangunlah untuk sahur’).”

photo
Hamodah Zakout, seorang kebangkitan Palestina, atau Al Musaharati dalam bahasa Arab, menabuh genderang untuk membangunkan umat Islam untuk makan larut malam sahur mereka sebelum mereka memulai hari puasa di bulan suci Ramadhan, saat ia berjalan di sepanjang gang Shati kamp pengungsi di Kota Gaza, Minggu dini hari, 10 April 2022. Umat Muslim di seluruh dunia menjalankan bulan suci Ramadhan, di mana mereka menahan diri dari makan, minum, dan merokok dari fajar hingga senja. - (AP/Adel Hana)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement