Senin 20 Apr 2020 15:04 WIB

500 Warga Berdesakan Datangi Baznas Kabupaten Bogor

Warga berebut untuk memperoleh sembako.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Agus Yulianto
Sejumlah warga antre sembako di  gedung Baznas Kabupaten Bogor, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (20/4/2020). Pembagian 500 paket sembako terdiri dari 5 Kg beras dan 10 mie instan itu untuk meringankan beban warga yang terdampak pandemi COVID-19
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah warga antre sembako di gedung Baznas Kabupaten Bogor, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (20/4/2020). Pembagian 500 paket sembako terdiri dari 5 Kg beras dan 10 mie instan itu untuk meringankan beban warga yang terdampak pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekitar 500 warga mendatangi Kantor Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/3). Warga berebut untuk memperoleh sembako.

Bermodal KTP dan Kartu Keluarga (KK), mereka saling berdesak-desakan untuk memperoleh lima kilogram beras dan 10 bungkus mie instan. Padahal, hari ini, merupakan menjadi hari kelima pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Bogor.

Ketua Baznas Kabupaten Bogor, KH Lesmana menegaskan, pihaknya tidak secara sengaja mengundang warga untuk diberikan sembako. Dia menyatakan, masyarakat yang datang sama sekali tak diduga.

"Yang ini tidak tau saya. Sama sekali tidak tahu, saya tanya ke staff. Karena masyarakat sudah datang, untuk perut, kami sediakan," tutur Lesmana.

Meskipun sedikit terpaksa, Lesmana menyatakan, pihaknya akhirnya melayani warga yang telah datang. Sebab, di kantornya masih memiliki stok untuk diberikan

"Untung kami punya stok. Karena ini bahaya (di tengah pandemi). Kami sendiri tidak tau dalam kondisi (PSBB), bisa begini," katanya.

Sebenarnya, Lesmana menuturkan, telah menyediakan bantuan berupa 11 paket sembako. Namun, bantuan itu tidak diberikan secara umum dengan hanya bermodalkan KTP dan KK. Sebab, dia menegaskan, bantuan itu diperuntukkan bagi lingkup pondok pesantren.

"Kami sudah memberikan (menyalurkan) ke Camat. Yang pertama untuk guru ngaji, kemudian ustaz, pesantren dan amil. Itu sudah dikeluarkan suratnya nanti yang mendata kepala desa. Ternyata hari ini meledak," katanya.

Lesmana menjelaskan, pihaknya telah meminta para masyarakat untuk bubar. Dia menegaskan a,kan segera mengevaluasi kejadian tersebut agar tak lagi terulang di kemudian hari.

"Kita segera lakukan evaluasi. Ini kita segera rapatkan," tutur dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement