REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengaku terkejut dengan adanya kerumunan ratusan orang di kantor Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bogor yang berebut mendapatkan bantuan sembako. Pasalnya, dia mengatakan, tak ada konfirmasi dari Baznas Kabupaten Bogor untuk membagikan sembako.
"Saya kaget, kok tiba-tiba ada pembagian sembako oleh Baznas tidak ada konfirmasi ke saya sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19," ujar Ade Yasin saat dalam pesan singkatnya, Senin (20/4).
Baznas, jelas Ade, harusnya berkoordinasi dengan pemda dan pihak kepolisian. Sehingga pembagian dapat dilakukan lebih tertib dan tetap melakukan physical distancing (jaga jarak). Apalagi, kata Ade, Kabupaten Bogor sedang menjalankan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang baru berjalan selama lima hari.
"Seharusnya Ketua Baznas berkoordinasi dengan kami dan juga kepada pihak polisi, agar aman dan tidak terjadi kericuhan seperti yang terjadi pagi tadi," tegas politikus PPP itu.
Sebelumnya, sekitar 500 warga mendatangi Kantor Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/3). Warga berebut untuk memperoleh sembako.
Bermodal KTP dan Kartu Keluarga (KK), mereka saling berdesak-desakan untuk memperoleh lima kilogram beras dan 10 bungkus mi instan. Padahal PSBB sedang diberlakukan di Kabupaten Bogor.
Ketua Baznas Kabupaten Bogor, KH Lesmana, menegaskan tidak secara sengaja mengundang warga untuk diberikan sembako. Dia menyatakan, masyarakat yang datang sama sekali tak diduga.
"Yang ini tidak tahu saya. Sama sekali tidak tahu, saya tanya ke staf. Karena masyarakat sudah datang, untuk perut, kami sediakan," tutur Lesmana.