REPUBLIKA.CO.ID, MADRID — Pendukung Atletico Madrid sempat tak senang dengan kehadiran mantan striker Real Madrid, Alvaro Morata di skuat Los Rojiblancos. Mereka menunjukkan ketidaksenangannya dengan melakukan aksi protes di tribun saat pertandingan.
Namun ketidaksenangan mereka terhadap Morata hanya bertahan satu tahun. Morata berseragam Atletico pada musim 2019/2020 dengan status pemain pinjaman dari Chelsea dan kini telah resmi milik klub Kota Madrid secara permanen.
Bukan tanpa sebab, pendukung Atletico berbalik mendukung keberadaan Morata. Pemain 27 tahun ini menunjukkan kontribusi cukup baik terhadap tim. Selain itu, Morata pun dipandang sudah mulai melupakan dirinya sebagai mentan pemain Madrid yang tak lain rival satu kota Atletico.
Musim ini, Morata telah mencetak 12 gol yang membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak klub. Ia juga tak pernah menyembunyikan cintanya kepada klub yang dibelanya saat ini.
"Saya selalu bermimpi bermain di Calderon dengan kemeja Atleti, tetapi sayangnya saya hanya melakukannya dengan tim lain," Morata menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan Fabio Fognini, dilansir dari Marca, Senin (20/4).
Morata memaklumi ketidaksenangan pendukung Atletico di awal kedatangannya karena sebelumnya berseragam Madrid. Nyanyian suporter yang ditujukan kepadanya diakuinya sebagai respon atas perjalanannya di masa lalu.
“Nyanyian itu tidak membuat saya ragu, saya selalu tahu itu akan sulit karena masa lalu saya "Hal-hal tidak dapat dihapus, tetapi Anda harus bekerja keras untuk mengubah pendapat orang," kata Morata.
Salah satu bukti bahwa Morata hanya memikirkan Atletico adalah mencetak gol krusial ketika menang 3-2 atas Liverpool pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Anfield. Saat itu, dia dianggap benar-benar telah berdama dengan fan Atletico Madrid.
Fan dinilai wajar marah kepada Morata karena karir juniornya ia mulai bersama Atletico selama dua tahun yaitu 2005-2007. Ia kemudian pindah ke Getafe sebelum memperkuat Real Madrid hingga level senior.