Selasa 21 Apr 2020 20:01 WIB

Luhut Sebut Tabungan Negara untuk Ibu Kota Baru Tetap Jalan

Tabungan negara atau dana abadi untuk ibu kota baru disebut sovereign wealth fund.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengatakan, sovereign wealth fund (SWF) atau dana abadi terkait ibu kota negara baru akan tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19. Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR.

"Saya bilang ya jalan aja karena sovereign wealth fund bukan hanya untuk ibu kota saja, tapi itu juga untuk infrastruktur tempatnya Pak Basuki (Hadimuljono)," ujar Luhut, Selasa (21/4).

Baca Juga

Namun sebelum itu, ia menceritakan, Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab (UEA), Suhail Mohamed Faran Al Mazrouei menanyakan hal tersebut tiga hari yang lalu. Lalu Luhut menjelaskan padanya, pemerintah Indonesia saat ini fokus pada penanganan virus Covid-19.

"Saya bilang sama dia, kami masih konsentrasi penuh kepada Covid-19. Nah dia bilang setuju," ujar Luhut.

Tetapi Suhail, kata Luhut, menjelaskan bahwa struktur bisnis setelah pandemi Covid-19 akan berubah. Sehingga, SWF harus tetap dikerjakan berbarengn dengan penanganan virus corona ini.

"Dia bilang, ya saya setuju tapi kan kita harus bicara, karena setelah Covid-19 ini akan terjadi perubahan-perubahan struktur bisnis di dunia ini. Karena itu kita semua kerjakan pak," ujar Luhut.

Diketahui, pemerintah sedang menggodok pembentukan lembaga SWF yang akan mengelola dana publik dan menginvestasikan ke bentuk aset lain. Secara sederhana, SWF merupakan wujud tabungan negara atau dana abadi yang diinvestasikan ke berbagai bentuk untuk menambah penerimaan. Pembentukan lembaga itu masih menunggu pengesahan Omnibus Law yang di dalamnya mengatur kemudahan investasi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa sudah ada beberapa pihak dan lembaga internasional yang berniat berinvestasi ke Indonesia yang nantinya akan dikelola sebagai dana abadi. Jokowi menyebut bahwa potensi aliran dana masuk ke dalam negeri sebesar 20 miliar dolar AS atau setara Rp 273 triliun (kurs Rp 13.659 per dolar AS), setelah lembaga pengelola SWF Indonesia terbentuk.

"Begitu ini keluar, saya tadi sudah bisik-bisk ke ketua OJK dan Gubernur BI, begitu aturan SWF keluar akan ada inflow minimal 20 miliar dolar AS. Juga ada lembaga-lembaga yang akan masuk, enggak usah saya sebutkan," kata Jokowi dalam pembukaan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020, Kamis (16/1).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement