REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Jawa Tengah kini miliki lima fasilitas laboratorium tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Ini setelah Kementerian Kesehatan telah menetapkan laboratorium Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang sebagai laboratorium tes PCR.
Fasilitas RSND Undip ini melengkapi empat laboratorium tes PCR yang telah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan di Jateng, dalam menunjang penanganan pandemi Covid-19 (virus corona).
Masing-masing Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, RSUP Kariadi Semarang, RSUD Moewardi Surakarta, serta Rumah Sakit UNS Surakarta.
“Khusus untuk fasilitas tes PCR di RSND Undip Semarang, memang disiapkan dengan model drive thru atau layanan tanpa turun,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, usai meresmikan fasilitas PCR di RSND Undip, di Semarang, Rabu (22/4).
Pada peresmian laboratorium PCR RSND Undip kali ini, gubernur Jawa Tengah juga berkesempatan untuk menyaksikan simulasi pelayanan pengecekan swab, yang ada di fasilitas tersebut.
Pasien yang datang mengendarai mobil cukup berhenti di depan loby rumah sakit. Setelah itu, petugas dengan APD lengkap berikut peralatan medisnya langsung datang menghampiri dan memberikan pelayanan.
“Jadi sangat simple, pengecekan swab dilakukan tanpa harus turun dari mobil, pasien tersebut langsung diambil spesimennya dan bisa langsung pulang setelah prosesnya selesai,” kata Ganjar.
Menurutnya, ini sangat inovatif dan model layanan tes PCR tanpa turun seperti ini merupakan yang pertama di Jateng. Selain mempercepat proses pengambilan swab, model tersebut juga dapat meminimalisir risiko penularan Covid-19.
Karena pasien atau orang yang membutuhkan layanan pengecekan swab tidak perlu berkerumun di ruang tunggu, bertemu dengan banyak orang atau bahkan juga bersinggungan dengan orang lain di area fasilitas pemeriksaan.
Pasien datang tidak perlu turun dari kendaraan, langsung diperiksa dokter, dan selesai pulang. Beda jika pasien datang duduk menunggu antrian penanganan, masih sangat berisiko. “Karena, kita tidak tahu bahwa pasien itu positif atau tidak,” tegas gubernur.
Dengan dijadikannya RSND Undip sebagai laboratorium PCR, lanjut Ganjar, maka penanganan Covid-19 di Jawa tengah akan semakin cepat. Ia juga berharap keberadaan fasilitas ini menjadi salah satu solusi dari keluhan proses pengujian swab.
Selama ini, proses uji swab masih menjadi keluhan karena untuk mengetahui hasilnya membutuhkan waktu. Maka dengan penambahan laboratorium ini, pemeriksaan swab akan menjadi semakin cepat.
Sehingga jika ditemukan pasien yang terindikasi Covid-19 dapat segera diambil keputusan. Yang diketahui positif segera dirawat dan diisolasi dan yang negatif dipulangkan agar tempatnya bisa digunakan untuk pasien yang lain.
“Karena kebutuhan ruang perawatan di berbagai rumah sakit saat ini memang cukup tinggi, salah satunya juga akibat wabah Covid-19,” ujar gubernur.
Sementara itu, Direktur RSND Undip Semarang, Sutopo Patriajati, dalam kesempatan ini juga mengatakan laboratorium PCR yang ada di RSND Undip tersebut mampu melayani 90 hingga100 sampel swab per hari.
Ke depan, kapasitas layanan laboratoriun PCR RSND Undip akan terus ditingkatkan, agar mampu melakukan pengecekan lebih banyak lagi dalam mendorong penanganan wabah Covid-19.
“Kalau sumber daya manusia (SDM) serta peralatan pendukungnya ditambah, laboratorium PCR RSND Undip ini pasti bisa menangani pemeriksaan sampel swab lebih banyak lagi,” ungkapnya.
Ia juga mengamini jika model layanan tanpa turun ini memang disiapkan guna mengurangi potensi penularan Covid-19. Selain tidak banyak bersinggungan dengan banyak orang, metode itu dinilai relatif aman karena dilakukan di ruangan terbuka.
“Sehingga layanan laboratoium PCR ini memang untuk mempercepat dan juga mengutamakan aspek keamanan dalam rangka mendukung langkah-langkah pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 di Jateng,” tegas Sutopo.