REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Relawan 4 Pilar dan organisasi kemasyarakatan Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) kembali mengirimkan bantuan untuk para dokter dan tenaga kesehatan di berbagai rumah sakit.
Kali ini bantuan ditujukan kepada RSUD Cimacan, Cianjur dan RS Tingkat II Dustira Cimahi, Jawa Barat. Total bantuan berupa 100 pcs APD, 120 pcs rapid test Covid-19, 300 pcs masker Sensi, dan 200 kaleng susu bear brand.
"Upaya gotong royong ini adalah ikhtiar kita untuk membantu dokter dan tenaga kesehatan terlindungi jiwa serta raganya. Ketenangan dan keselamatan mereka menjalankan tugas adalah faktor penting dalam penanganan Covid-19," ujar Bambang Jumat (24/4).
Mantan Ketua DPR RI ini menambahkan, pemberian bantuan APD juga dimaksudkan untuk memotong mata rantai oknum-oknum yang ingin mengambil untung terlalu besar dari menjual APD dan alat penunjang kesehatan lainnya ke rumah sakit. Karena hingga saat ini, masih ada saja oknum penjual yang menimbun barang maupun menjualnya dengan harga selangit. "Mengambil keuntungan besar demi kepentingan pribadi dalam musibah, tentu tidak dapat dibenarkan. Kepolisian perlu melakulan tindakan tegas terhadap mereka," kata Bambang.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengungkapkan, data Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) per 22 April 2020 mencatat sudah 24 dokter meninggal saat merawat pasien Covid-19. Sementara data Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat sedikitnya sudah 16 perawat yang gugur.
"Rata-rata penyebab gugurnya adalah ketiadaan APD. Ironis sekali, layaknya tentara yang ditugaskan ke medan perang, para dokter dan tenaga kesehatan malah tak dibekali senjata terbaik," katya Bambang.
Ditengah keterbatasan APD dan penunjang medis lainnya, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini kagum dengan semangat juang para dokter dan tenaga kesehatan dalam membantu pasien Covid-19. Bahkan PB IDI telah mencetuskan 'Gerakan Dokter Semesta Melawan Covid-19', sebagai penunjang atas minimnya ketersediaan dokter spesialis paru yang hanya berjumlah sekitar 1.107 orang dari kebutuhan ideal 2.600. Padahal, dokter spesialis paru memiliki peran penting dalam penanganan Covid-19.
"Gerakan Dokter Semesta Melawan Covid-19 yang dicetuskan IDI merupakan wujud semangat gotong royong para dokter, baik yang spesialis maupun umum, untuk terlibat dalam penanganan Covid-19 sesuai kompetensinya masing-masing. Jika dokter saja bersedia gotong royong, sebagai warga negara yang baik, kita pun harus bersedia melakukan gotong royong dalam bentuk apapun. Minimal, gotong royong dengan berdiam diri di rumah, tidak mudik serta melakukan pembatasan aktifitas sosial," kata Bambang.