Sabtu 25 Apr 2020 12:05 WIB

Blood Clot pada Pasien Corona Jadi Kekhawatiran Baru Dokter

Cegah blood clot, obat pengencer darah mungkin diresepkan untuk semua pasien corona.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Reiny Dwinanda
Bercak merah keunguan tampak di kaki pasien Covid-19 di Amerika Serikat dan Spanyol diduga terjadi akibat adanya sumbatan pembuluh darah. Kini, sejumlah pasien Covid-19 terpantau mengalami penggumpalan darah.
Foto: Newsflash/@CGPodologos via The Sun
Bercak merah keunguan tampak di kaki pasien Covid-19 di Amerika Serikat dan Spanyol diduga terjadi akibat adanya sumbatan pembuluh darah. Kini, sejumlah pasien Covid-19 terpantau mengalami penggumpalan darah.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tenaga medis di Amerika Serikat tengah menghadapi masalah baru terkait dengan Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi virus corona. Dalam perkembangan terakhir, sejumlah pasien terpantau mengalami blood clot alias penggumpalan atau pembekuan darah.

Seperti diwartakan Washington Post, Jumat (24/4), sektiar 40 persen pasien dari 10 rumah sakit di Atalanta mengalami masalah tersebut. Para perawat melaporkan bahwa pasien mereka mengalami penurunan level oksigen dalam tubuh hingga terlihat akan pingsan atau meninggal.

Baca Juga

Tanpa pola yang jelas dalam hal usia atau kondisi kronis, beberapa ilmuwan berhipotesis bahwa setidaknya beberapa kelainan ini dapat dijelaskan oleh perubahan dalam darah pasien. Hal tersebut tak pelak membuat para dokter khawatir.

Beberapa dari mereka sampai berencana memberikan pengencer darah kepada semua pasein Covid-19, termasuk bagi mereka yang cukup sehat untuk bertahan dari penyakit itu di rumah. Mereka menilai bahwa kemunculan kasus tersebut sangat aneh dan tidak ada dalam salah satu buku teks yang telah mereka baca.