Sabtu 25 Apr 2020 21:15 WIB

Pasokan Buah Melon dan Semangka Membludak di Makassar

Pasokan buah melon dan semangka membludak di sejumlah pasar tradisional di Makassar.

Petani memanen buah semangka. Pasokan buah melon dan semangka membludak di sejumlah pasar tradisional di Makassar.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petani memanen buah semangka. Pasokan buah melon dan semangka membludak di sejumlah pasar tradisional di Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasokan buah melon dan semangka membludak di sejumlah pasar tradisional di Makassar.

Salah seorang pedagang buah Hj Harlina di Pasar Terong, mengatakan, buah melon dan semangka banyak disuplai dari Kabupaten Takalar dan Gowa dan kebetulan masih musimnya, sehingga persediaan di tingkat pengecer cukup berlimpah.

"Satu buah melon atau semangka rata-rata dijual Rp10 ribu - Rp15 ribu tergantung ukurannya, namun kalau bukan musimnya bisa dijual hingga Rp25 ribu per buah," katanya.

Hal senada dikemukakan pedagang buah di Pasar Pannampu, Makassar Sitti Jumriati.

Menurut dia, buah melon, semangka dan pepaya adalah buah yang paling banyak diminati pembeli untuk menu buka puasa. Hal itu terbukti dengan meningkatkan pembelian buah dalam dua hari terakhir atau masa Ramadhan.

"Biasanya dalam sehari rata-rata hanya terjual 15 buah saja buah semangka atau melon, apalagi pada saat pandemi COVID-19 pembeli sangat sepi. Namun Alhamdulillah setelah masuk Ramadhan, pembeli kembali banyak," ujarnya.

Hal itu dibenarkan salah seorang pembeli di Pasar Pannampu, Makassar Nuraeni. Dia mengatakan, untuk menjaga kondisi tubuh selama berpuasa perlu mendapat asupan buah-buahan dan buah yang banyak mengandung air seperti buah semangka dan melon menjadi pilihan utama.

"Selain karena harganya terjangkau, juga buahnya besar sehingga hasilnya juga banyak dan bisa jadi bahan campuran es buah untuk menu buka puasa keluarga ataupun dijual lagi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement