REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap bulan suci Ramadhan, nuansa yang terjadi di tengah umat Islam cenderung sama di mana-mana. Yakni, terasa adanya peningkatan tingkat religiusitas Muslimin. Mereka lebih banyak beribadah, mengendalikan dirinya dari hawa nafsu, serta meningkatkan ketakwaannya.
Puasa kala Ramadhan merupakan sarana yang sangat efektif untuk menahan segala kecenderungan negatif. Demikian pula, puasa memotivasi diri untuk melakukan semua bentuk kebaikan dan amaliyah positif.
Di sinilah proses pendidikan atau penempaan kualitas diri sedang terjadi. Dalam proses itu, sesungguhnya kaum Muslimin sedang meneladani sifat-sifat Allah. Sebab, setiap saat Allah ada dalam 'kesibukan' (kullu yaumin Huwa fi sya'n).
Jika menengok sejarah Rasul, justru prestasi besar yang diraih Rasul SAW terjadi pada bulan Ramadhan. Misalnya, kemenangan Perang Badar, serta keberhasilan membebaskan Kota Makkah (Fathu Makkah).
Sepeninggal beliau, prestasi umat Islam juga telah ditorehkan dalam sejarah di bulan suci ini. Kemenangan umat Islam menaklukkan Spanyol dapat diraih di bulan Ramadhan. Kemenangan menghadapi Perang Salib, demikian pula melawan bangsa Tartar terjadi pada bulan Ramadhan.
Proklamasi kemerdekaan RI pun terjadi pada bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW menjadikan Ramadhan sebagai bulan penuh amaliah dan aktivitas positif. Selain yang disebutkan di atas dan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, beliau juga mengintensifkan kegiatan pendidikan di bula suci ini.
Semoga dengan meneladani Allah dan Rasulullah, kualitas diri kita pada Ramadhan ini semakin meningkat! Wallahu'alam bi al shawab.