REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Formula 1 (F1) berharap bisa memulai musim balapan yang tertunda karena pandemi virus corona di Austria pada Juli nanti tanpa kehadiran penonton. Balapan selanjutnya di Silverstone, Inggris, juga tertutup untuk para fan.
Jika berjalan sesuai rencana, maka hal itu akan menjadi kali pertama bagi F1 menggelar dua balapan di dalam sirkuit yang tertutup sejak kejuaraan itu bermula pada 1950.
Tantangan utama bagi F1 adalah bagaimana menyusun kompetisi hingga 15-18 seri dari rencana awal 22 balapan yang tersebar di berbagai benua. CEO Formula 1 Chase Carey ingin musim balapan bermula di Eropa pada Juli, Agustus, dan awal September, dengan seri pertama bertempat di Austria pada akhir pekan 3-5 Juli.
Setelah itu, September, Oktober, dan November akan menjadi jadwal bagi sirkuit Eurasia, Asia, dan Amerika Serikat, lalu ditutup dengan balapan di kawasan Teluk yaitu Bahrain dan seri pamungkas di Abu Dhabi.
Suatu target yang terlihat ambisius di saat dunia masih bergelut dengan pandemi Covid-19 yang menewaskan lebih dari 211 ribu manusia saat ini, ditambah penerapan pembatasan perjalanan dan larangan menggelar kerumunan di sejumlah negara.
"Kami masih harus menyelesaikan sejumlah masalah seperti prosedur bagi tim dan mitra kami untuk memasuki dan beroperasi di setiap negara," kata Carey seperti dikutip Reuters, Senin (27/4).
Sebelumnya pada hari yang sama, penyelenggara Grand Prix Prancis menyatakan telah resmi membatalkan balapan F1 di Sirkuit Paul Ricard menyusul perpanjangan karantina wilayah dan larangan mengelar ajang besar di negara itu hingga pertengahan Juli.
Prancis menjadi seri ketiga yang batal di kalender setelah Australia dan Monako. Tujuh seri lainnya; Bahrain, China, Vietnam, Belanda, Spanyol, Azerbaijan, dan Kanada, untuk sementara ditunda menunggu konfirmasi revisi jadwal dari F1.