REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola nasional Eko Noer Kristiyanto berharap isu tentang konflik internal antara dua pucuk pimpinan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Ketua Umum Mochamad Iriawan dan wakilnya Cucu Somantri tidak dibawa ke arah yang lebih jauh.
Eko meyakini, dua orang syarat pengalaman dari dua angkatan bersenjata yang berbeda itu punya kedewasaan dan rasa tanggung jawab untuk mengutamakan kepentingan bersama.
"Mereka orang-orang terlatih, saya yakin dengan saling berbicara saja semua bisa selesai," kata Eko kepada Republika.co.id, Selasa (28/4).
Belakangan, ada isu tidak sedap yang menghampiri kedua sosok tersebut. Ada dugaan nepotisme lantaran Iwan Bule punya adik ipar, Maaike Ira Puspita, yang menjabat sebagai wakil sekjen PSSI.
Sementara, Cucu yang juga menjabat sebagai direktur utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), disebut-sebut memberikan jabatan general manajer kepada anaknya, yakni Pradana Aditya Wicaksana.
Adanya dugaan konflik kepentingan yang sampai ke telinga publik itu lantas membuat hubungan antara keduanya menjadi kurang harmonis. Ada kekhawatiran konflik internal ini justru akan menghambat agenda-agenda penting yang ditangani PSSI dan LIB, seperti kelanjutan Liga 1 dan 2 atau persiapan Piala Dunia U-20 2021.
Di sisi lain, Eko justru melihat kedua pihak akan sama-sama fokus kembali setelah persoalan ini diselesaikan. "Justru ini bisa mempererat kembali karena mereka harus sama-sama fokus," kata dia.
Sementara itu, Eko menilai langkah yang diambil LIB dan PSSI dalam menentukan nasib kompetisi musim 2020 sejauh ini sudah tepat. Dia menjabarkan, LIB sebagai operator hanya menjalankan tugas dengan arahan PSSI, adapun PSSI sebagai federasi harus sejalan dengan instruksi pemerintah. Sehingga, kata dia, menunggu kepastian hingga 29 Mei adalah langkah yang tepat.
"Mengenai teknis nanti kalau lanjut akan seperti apa itu lan sudah ada, nah jadi PSSI menunggu sampai 29 Mei itu sudah benar," kata dia.