REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Puasa ternyata banyak memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Psikiater dan Ketua Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM, dr Ronny Tri Wirasto mengatakan, salah satunya menekan stres.
"Banyak hal yang bisa membantu dalam menekan stres, termasuk menjalankan puasa," kata Ronny, Selasa (28/4).
Ia menjelaskan, puasa berpengaruh secara langsung dalam meredakan stres. Sebab, saat berpuasa orang cenderung melakukan pengaturan makan dengan lebih baik, dan asupan makanan yang diatur turut memengaruhi cara berpikir jadi lebih teratur.
Beberapa penelitian menunjukkan kalau mengurangi kadar makan dalam jumlah tertentu selama beberapa pekan akan meningkatkan kemampuan dalam berpikir. Termasuk, karbohidrat, lemak, dan lain-lain
Ronny menuturkan, cara orang mengenali stres adalah dengan kemampuan berpikir. Ia menerangkan, melalui kemampuan berpikir yang baik, emosi lebih terkendali dan menekan stres.
"Yang mengontrol emosi itu kan salah satunya kemampuan berpikir," ujar Ronny.
Dengan menjaga makan melalui berpuasa, juga akan menjaga hormon kortisol yang terkait respon tubuh saat stres. Puasa mampu stabilkan hormon kortisol yang dihasilkan kelenjar adrenal, yang mana artinya bisa menekan tingkat stres.
Ia menjelaskan, produksi hormon berhubungan dengan asupan protein karena saat asupan diatur, hormon juga lebih teratur. Jadi, yang tadinya hormonnya dinamis, naik-turun, bisa lebih ditekan yang secara tidak langsung menjadi lebih tenang.
Ronny menekankan, hormon kortisol yang meningkat tidak sesuai dengan kebutuhan menjadikan ambang seseorang jadi lebih rendah. Sehingga, lebih mudah terpapar atau irritable seperti mudah marah.
Meski begitu, produksi hormon kortisol berlebih juga tidak baik bagi tubuh. Pasalnya, kata Ronny, hormon kortisol dapat menekan sistem kekebalan tubuh.
"Saat stres hormon Corticotropin Releasing Factor (CFR) akan teraktivasi secara berlebih yang memengaruhi makrofag, sehingga menurunkan imunitas," kata Ronny.