REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Presiden Asosiasi Pemain Italia (AIC), Damiano Tommasi, menegaskan Pemerintah Italia dianggap mengeluarkan kebijakan yang tidak masuk akal. Tommasi menyebut keputusan untuk kembali berada di lapangan bakal menimbulkan risiko lebih banyak.
"Kami tidak menemukan logika dalam hal ini," kata Tommasi kepada La Gazzetta della Sport dikutip Football Italia, Rabu (29/4).
Sebelumnya, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte mengumumkan akan melonggarkan aturan isolasi yang telah membatasi ruang gerak masyarakat sejak diberlakukannya lockdown pada bulan Maret lalu.
Wacana tersebut bakal memberikan izin bagi para pemain sepak bola Italia untuk kembali berlatih pada 4 Mei, dan selanjutnya melakukan latihan bersama pada 18 Mei.
Tommasi sejatinya tidak berbicara tentang melanjutkan musim secara keseluruhan, karena itu memiliki banyak elemen yang tidak diketahui saat ini. Tetapi melarang atlet dari struktur di mana mereka akan dapat berlatih sendiri dan di bawah pengamatan tampaknya terlihat aneh.
"Saya senang bahwa lebih dari 80 persen klub menjaga para pemainnya dengan jadwal latihan harian yang bisa mereka lakukan di rumah, tetapi berlatih di dalam rumah dan di ruang terbuka di atas rumput jelas jauh berbeda," sambung dia.
Kekhawatiran terbesar yang dimiliki oleh Pemerintah dan para pemain adalah apa yang terjadi jika ada tes positif Covid-19 baru dalam komunitas sepak bola.
"Yang penting semuanya jelas tentang apa yang harus dilakukan jika dan kapan itu terjadi. Perlu ada tes reguler dan protokol yang tegas tentang pelatihan, perjalanan, dan yang lainnya," kata pria 45.
Lebih lanjut, AIC juga mengatakan peraturan pemerintah Italia itu dapat menjadi bumerang. Menurut mereka, aturan ini dapat membuat jengkel para atlet.