Senin 04 May 2020 15:59 WIB

Anies Minta Tenaga Pendidik Baca Tulisan Ki Hajar Dewantara

Tenaga pengajar di Jakarta diminta tak malu belajar dari sistem negara lain.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meminta seluruh Kepala Dinas khususnya Dinas Pendidikan DKI Jakarta jajarannya termasuk tenaga-tenaga pendidik membaca tulisan-tulisan Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara dalam rangka perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

"Apalah arti sebuah peringatan kelahiran kalau kita tidak membaca (hasil pemikirannya). Karena itu saya minta kepada seluruh kepala dinas, Ibu Kadis Pendidikan, wajib semuanya membaca untuk mengetahui apa yang seharusnya ada di pendidikan kita," kata Anies menyampaikan arahannya dalam Upacara Digital Hari Pendidikan Nasional yang dirayakan di DKI Jakarta, Senin (4/5).

Menurut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) itu, tulisan dan buah pikir Ki Hajar Dewantara sangat berkaitan erat dengan sistem pengajaran yang saat ini dilakukan di negara-negara maju termasuk juga beberapa sekolah di Jakarta.

Anies berharap usai membaca tulisan Ki Hajar Dewantara, para pengajar dapat mempraktikan teknik-teknik pengajaran yang sesuai bagi peserta didik di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan keterbatasan jarak. "Diksi yang digunakan adalah diksi lama, tapi pemikiran yang terpancar adalah pemikiran yang baru yang masih relevan hari ini. Mari kita lakukan itu untuk memastikan semua berjalan dengan baik," ujar Anies.

Dia pun meminta tenaga pengajar di Jakarta tidak malu untuk belajar dari sistem pendidikan negara-negara lainnya yang sudah menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh akibat Covid-19. "Saya mengajak kepada semuanya, jangan mencoba selesaikan masalah sendirian. Lihatlah praktik-praktik terbaik dari seluruh dunia, ambil pengalaman mereka gunakan di Jakarta," ujar Anies.

Hal itu dilakukan agar tenaga pengajar dapat menemukan solusi yang lebih cepat dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian sehingga pengajaran jarak jauh lebih efektif. "Kita tidak perlu melakukan yang biasa disebut reinventing the wheel, dengan cara seperti itu, kita seperti mencoba mencari solusi tapi sebenarnya sudah dilakukan di tempat lain. Jadi yang perlu kita lakukan dengan perbanyak kegiatan seperti ini dengan berbagai tempat di dunia untuk mengambil praktik-praktik terbaik," ujar Anies.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement