REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Penyanyi campursari Didi Kempot meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Solo pada Selasa (5/5) pukul 07.45 WIB. Sebelum meninggal, Didi Kempot sempat melakukan panggilan video (video call) dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Doni Monardo.
Hal tersebut diungkapkan sahabat Didi Kempot, Blontang Poer. Blontang mengaku komunikasi terakhir dengan Didi Kempot pada Ahad (3/5) sore via telepon.
"Karena kebetulan Ahad sore itu Mas Didi video call dengan Pak Doni Monardo. Kebetulan hari Sabtu (2/5) itu ada stafnya Pak Doni Monardo kontak aku minta ketemu Mas Didi, terus saya jawab kalau Mas Didi ke Jakarta nggak mungkin, akhirnya kesampaian video call Ahad sore," terang Blontang kepada wartawan.
Kemudian, Ahad malamnya Blontang menghubungi Didi Kempot untuk menanyakan hal yang dibahas dengan Doni Monardo. Ternyata, istri Doni Monardo ingin mengajak Didi Kempot berkampanye. "Istrinya Pak Doni Monardo ingin mengajak kampanye, kira-kira Agustus nanti Corona sudah kelar kita sudah bangkit, jadi mengajak Mas Didi untuk mengampanyekan itu," ungkapnya.
Blontang menyatakan, Didi Kempot sosok yang unik dan ramah. Hal itu diperkirakan karena latar belakang keluarga Didi Kempot yang berjuang dari bawah. "Kalau melihat di mana-mana tidak ada kesan dia artis, ketemu siapa kayak kita-kita ketemu teman sendiri. Yang jelas dia ramah kepada siapapun. Sering menyapa tukang parkir, yang sering saya lihat kalau di stasiun," ucapnya.
Selain itu, hal yang dia ingat dari Didi Kempot yakni tidak pernah rewel soal perlakuan saat diundang suatu acara. Misalnya, Didi tidak pernah minta kamar hotel dengan fasilitas tertentu atau penjemputan khusus. Bahkan, Didi sempat protes saat diberhentikan di restoran yang dianggap Blontang pantas untuk artis.
"Saya pilihkan yang restorannya bisa untuk merokok karena Mas Didi perokok, terus suasana juga enak. Ternyata Mas Didi protes karena tidak ada masakan yang langsung dimakan. Akhirnya siang-siang Mas Didi turun ke warung masakan Padang beli dibungkus saja. Itu yang menurutku sampai sekarang tidak berubah," katanya.