Rabu 06 May 2020 12:12 WIB

BI Sebut Arus Modal Masuk ke Indonesia Makin Membaik

Arus modal masuk akan berdampak terhadap penguatan nilai tukar rupiah.

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan perkembangan ekonomi terbaru dalam konferensi virtual, Rabu (22/4).
Foto: Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan perkembangan ekonomi terbaru dalam konferensi virtual, Rabu (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Bank Indonesia menyebut arus modal masuk atau capital inflow dan arus modal keluar atau capital outflow mengalami tren membaik hingga minggu pertama Mei 2020. Hal ini tercermin dari minggu pertama Mei terjadi capital inflow sebesar Rp 1,17 triliun.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pergerakan capital outflow semakin kecil dari Maret hingga Maret 2020.

Baca Juga

“Kalau pada Maret itu terjadi outflow yang sangat besar Rp 121,26 triliun karena pada waktu itu terjadi kepanikan di pasar keuangan global. Tapi April mulai terjadi inflow dan outflow itu jauh lebih kecil yaitu Rp 2,14 triliun,” ujarnya saat konferensi video di Jakarta, Rabu (6/5).

Perry mencatat pada minggu pertama April capital inflow sebesar Rp 5,73 triliun. Kemudian, pada minggu kedua April terjadi capital outflow sebesar Rp 7,98 triliun. Disusul pada minggu ketiga dengan capital outflow sebesar Rp 2,41 trilun. Pada minggu keempat dan kelima kembali mengalami capital inflow sebesar Rp 0,1 triliun dan Rp 2,42 triliun.

“Secara keseluruhan pada bulan April terjadi inflow selama 3 minggu dan 2 minggu outflow. Kita lihat tren lama-lama outflow semakin kecil dan inflow semakin besar," ungkapnya.

Perry menambahkan pola pergerakan arus modal asing ke Indonesia akan berimplikasi pada penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN) dan penguatan nilai tukar rupiah. Dia pun memberikan contoh dari data historis pada 2011 sampai 2019, rata-rata periode capital outflow terjadi selama empat bulan.

"Jumlah yang outflow berapa? Sekitar Rp 29,2 triliun. Tapi setelah outflow, apa yang terjadi? Ada periode inflow. Berapa lama? 21 bulan. Jumlah yang inflow ke SBN berapa? Rp 229 triliun. Jadi maksud saya, memang kita berat saat ini. Tapi jangan terlalu pesimistis. Liat angka-angka historis," ucapnya.

Dari data tersebut, Perry menilai tren capital inflow akan membaik pada Mei sampai ke depannya. Terlebih prakiraan terhadap pandemi Covid-19 yang dikatakan akan mulai membaik pada Juni ikut mendasari tren kenaikan capital inflow.

"Inflow SBN sudah mulai kelihatan (membaik). Insya Allah Mei dan Juni lebih kelihatan (membaik) lagi. Itu mendasari kami yakin bahwa inflow akan membaik dan mendukung pembiayaan pemerintah juga stabilitas nilai tukar rupiah," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement