Jumat 08 May 2020 18:15 WIB

TGB di Kajian Daring UNS: Islam Dorang Ketahanan Pangan

Islam mendorong ketahanan pangan terutama saat pandemi wabah.

Rep: Binti Sholikah / Red: Nashih Nashrullah
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi menekankan pentingnya ketahanan pangan.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi menekankan pentingnya ketahanan pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO— Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menghadirkan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi sebagai narasumber dalam acara Kajian Tarawih Online pada Kamis (7/5) selepas tarawih. Kajian yang disiarkan secara langsung melalui aplikasi zoom meeting dan saluran youtube UNS tersebut mengusung tema “Ketahanan Pangan Menurut Islam di Masa Covid-19”.

Sebelumnya, UNS sudah tiga kali mengadakan kegiatan serupa dengan tema dan narasumber berbeda. Penyelenggaraan kajian daring (online) juga bertujuan mengurangi penyebaran Covid-19. Ketahanan pangan menjadi salah satu sektor terdampak pandemi Covid-19.  

Baca Juga

TGB mengemukakan, pada masa Rasulullah SAW, Nabi membuat pasar alternatif yang digunakan bukan untuk menyaingi pasar umum.   

"Persaingan penjualan pada pasar umum biasanya lebih besar dan tentu saja hanya akan menguntungkan orang-orang yang memiliki daya beli tinggi. Semakin besar daya beli seseorang, maka semakin banyak pula potensi barang yang akan dibeli sehingga akan berdampak pada ketersediaan barang," ujar mantan Gubernur NTB tersebut, seperti tertulis dalam siaran pers, Jumat (8/10).  

Menurutnya, hal itu dapat disandingkan dengan keadaan Indonesia di tengah wabah Covid-19. Pemerintah cukup kewalahan dalam memenuhi hak warganya yang terdampak pandemi. 

Bukan semata-mata dalam bentuk bantuan saja, pada dasarnya rakyat juga memiliki peran dalam ketahanan pangan ini. "Masyarakat yang memiliki sawah maupun lahan kosong harus dimanfaatkan sebijak mungkin. Selain dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, juga dapat digunakan untuk berbagi dengan tetangga," jelasnya.  

Ketahanan pangan juga sangat erat dengan sumber daya alam. Semakin hari, jumlah penduduk terus meningkat, sedangkan ketersediaan lahan kosong berbanding terbalik.

Pangan dalam Islam merupakan sesuatu yang spiritual, tidak hanya terkait dengan aspek biologis. Risalah Islam dalam kehidupan adalah menghadirkan Nur. Implementasi dari Nur tersebut yaitu Al-Madinatul Munawarah yakni negeri yang menjadi mercusuar dan teladan bagi manusia. “Seperti yang terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 201 agar Allah senantiasa memberikan kebaikan di dunia maupun akhirat," imbuhnya.

Dalam kerangka mewujudkan kebaikan di dunia, Allah memberikan panduan kepada manusia agar kehidupan dapat berjalan dengan baik. Sehingga hal terpenting dalam kehidupan dapat tercukupi, salah satunya pangan. 

Perhatian Alquran sangat luar biasa kepada aspek kecukupan pangan. Allah SWT telah menyiapkan rezeki bagi setiap manusia, bumi telah diberikan kapasitas untuk memberikan pangan bagi makhluk hidup yang ada di dalamnya sepanjang masa. Islam juga sangat mendorong manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya.  

"Semua yang ada harus dimanfaatkan secara bijak, tidak berlebihan, tidak dieksploitasi. Islam tidak suka kemubaziran karena bertentangan dengan al mizan atau keseimbangan. Oleh karena itu, mari manfaatkan sumber daya alam dengan bijak agar dapat menciptakan ketahanan pangan bagi Indonesia," tutup Tuan Guru Bajang.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement