REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat pandemi Covid-19, banyak orang yang merasa khawatir tertular. Sedikit timbul gejala mirip infeksi virus corona tipe baru, mereka sudah mulai menarik diri.
Untuk mengatasi kekhawatiran seperti itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan ialah dengan menjaga kekebalan tubuh selama masa pandemik dengan memenuhi kebutuhkan zat gizi harian. Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Ahmad Syafiq, menjelaskan, imunitas yang tangguh diperlukan untuk dapat mendukung tubuh beradaptasi dengan berbagai macam virus dan penyakit.
"Sistem imun atau kekebalan tubuh kita adalah garda terdepan dan benteng utama pertahanan terhadap semua benda asing berbahaya bagi tubuh, termasuk virus," ungkapnya.
Ahmad menjelaskan, sistem imun bekerja kalau benda asing seperti virus sudah masuk ke dalam tubuh. Namun, virus penyebab Covid-19 tetap mungkin masuk ke dalam tubuh walaupun sistem imun seseorang baik, apalagi kalau tidak menjaga jarak fisik, sering kontak berdekatan dengan orang lain, dan tidak menerapkan higiene yang baik, seperti cuci tangan lebih sering dan menggunakan masker.
“Dalam hal Covid-19, karena penyakitnya disebabkan virus baru, maka penderita umumnya belum beradaptasi dan belum kebal terhadap virus ini," ungkap Ahmad dalam acara Diskusi Online - Building Strong Family pas #dirumahaja, belum lama ini.
Sistem imun, menurut Ahmad, baru terbentuk pada hari ketujuh setelah virus menginfeksi tubuh. Virus corona ini menyerang saluran pernapasan dan bersifat akut.
Untuk menjaga agar sistem imun dapat berfungsi dan bekerja dengan baik, menurut Ahmad, dibutuhkan dukungan gizi. Status gizi akan menentukan. Mereka yang kekurangan gizi akan mengalami penurunan fungsi sistem imun. Demikian juga dengan yang kelebihan gizi.
“Kekurangan gizi menurunkan sistem imun karena zat-zat gizi yang diperlukan untuk berfungsinya sistem imun tidak tersedia (defisien)," ujar Ahmad.
Ketidakcukupan asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dapat disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak berpedoman pada gizi seimbang. Zat gizi makro dan mikro yang diperlukan untuk fungsi imunitas terutama adalah asam amino esensial, asam lemak esensial, vitamin A, asam folat, vitamin B6, vitamin B12 , vitamin C, vitamin D, vitamin E, seng (zinc), tembaga (copper), zat besi (iron), dan selenium.
Zat gizi tersebut dapat diperoleh dari konsumsi makanan yang beragam dan seimbang, sesuai kebutuhan, tidak lebih dan tidak kurang. Ahmad mengatakan, makan berpedoman pada gizi seimbang dapat memenuhi semua kebutuhan zat gizi tersebut.
"Makanlah beraneka ragam makanan dan ikuti pedoman isi piringku,” katanya.
Dalam kesempatan terpisah, dokter spesialis penyakit dalam, dr Vivien Maryam, menjelaskan, seseorang akan lebih berpotensi terinfeksi Covid-19 jika memiliki komorbid seperti diabetes, asma, penyakit autoimun, atau penyakit lain yang mengharuskan seseorang untuk mengkonsumsi obat penekan imun. Selain itu, potensi terinfeksi juga dihadapi oleh tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan di rumah sakit, terutama yang merawat pasien Covid-19.
“Hal yang penting adalah jaga imunitas tubuh dengan cara makan bernutrisi tinggi, banyak minum, dan istirahat yang cukup. Selama daya tahan tubuh kuat, maka tubuh dapat melawan berbagai macam virus atau kuman. Asupan gizi selama puasa juga harus seimbang,” ujarnya.