Senin 11 May 2020 04:41 WIB

Membangun Spiritualitas Kaum Muda di Dalam Diri Sendiri

Spiritualisasi bisa diwujudkan dengan membuat karya yang bermanfaat bagi orang lain

Rep: haura hafizah/ Red: Hiru Muhammad
Universitas Gadjah Mada mengadakan sesi diskusi Gebyar Ramadhan Mardliyyah dengan tema Spiritualitas Kaum Muda.
Foto: istimewa
Universitas Gadjah Mada mengadakan sesi diskusi Gebyar Ramadhan Mardliyyah dengan tema Spiritualitas Kaum Muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Universitas Gadjah Mada mengadakan sesi diskusi Gebyar Ramadhan Mardliyyah dengan tema Spiritualitas Kaum Muda. Dalam sesi diskusi tersebut membahas berbagai pandangan tentang spiritualitas zaman sekarang khususnya bagi kaum milenial. 

Spiritualitas tidak hanya dari dalam diri sendiri tetapi juga bisa dengan membuat karya yang bermanfaat bagi orang lain. Bisa dengan banyak membaca buku, menulis buku, menulis lagu dan berdakwah. Sehingga setiap orang bisa mengenal dirinya sendiri dan memiliki spiritualitas sesuai syariat agamanya.

“Spiritualitas memiliki dua konsep internal dan eksternal. Maka dari itu, anak zaman sekarang harus memahami dirinya dan apa yang dibutuhkan untuk kedepannya. Harus memaknai syariat agama dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Profesor Islamic Studies New York University, Ismail Fajrie Alatas saat virtual sesi diskusi melalui akun Youtube, Ahad (10/5).

Kemudian, ia melanjutkan dalam keadaan wabah Covid-19. Para generasi milenial harusnya meluangkan waktu untuk mendalami agamanya seperti membaca Al Quran apalagi saat ini bulan Ramadhan. Jangan sampai waktunya habis untuk bermain media sosial. “Ini adalah kesempatan luar biasa agar para generasi muda tidak berkutat dengan internet tetapi memaknai arti agamanya,” katanya.

Musisi Letto, Sabrang Mowo Damar Panuluh lebih dikenal sebagai Noe mengatakan kalau spiritualitas itu bisa dirasakan dengan panca indra. Seperti, melihat informasi di televisi atau mendengarkannya lewat radio. Setiap orang memiliki imajinasi yang berbeda.

“Jadi, dengan panca indra seseorang akan mengetahui sisi spiritualitasnya. Kalau saya kan dengan bermusik. Menulis lagu. Bagian mana harmoni yang enak atau tidak. Tapi kami juga selalu ingat Tuhan agar jiwa tidak kosong dan terus berbuat positif terhadap semua orang,” katanya.

Ia menambahkan kaum milenial juga harus bisa mengontrol dirinya sendiri. Dengan ada agama sebagai pedoman hidup mereka harus kuat dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Mental yang sehat akan membuat hidup lebih tenang.

Lalu, Novelis, Ahmad Fuadi mengatakan spiritualitas itu berhubungan dengan jiwa yang ada di dalam diri sendiri. Maka, jiwa tersebut butuh diisi dengan sering membaca dan menulis. Sehingga jiwanya bisa memaknai arti hidup sebenarnya.

“Kalau jaman sekarang kami harus banyak membaca dan menulis. Sebab, dengan banyak membaca kami bisa lebih tahu tentang semuanya. Lalu, dengan menulis kami melatih diri untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Terdapat informasi yang disampaikan melalui tulisan,” kata dia.

Ahmad berharap di jaman sekarang kaum milenial lebih peduli dengan kebutuhan jiwanya. Sehingga mereka tahu apa tujuan kedepannya dan apa itu spiritualitas. Banyak cara untuk mengekspresikan sisi spiritualitas seseorang.

“Waktu saya menulis novel Negeri 5 Menara kirain saya tidak akan laku tapi nyatanya masih banyak yang mencari dan mendalami hal tersebut. Saya ingin generasi sekarang bisa menjadi islam modern. Taat beragama dan bermanfaat bagi orang lain,” kata dia.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement