Senin 11 May 2020 06:43 WIB

Sebagian Orang Tua Cemas Kirim Anak Kembali ke Sekolah

48 persen orang tua mengaku tidak nyaman mengirim anak kembali ke sekolah

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Esthi Maharani
 Evelyn (6) mengikuti tele konferensi antara teman-teman sekolah di rumahnya di London, Inggris, Selasa (23/3). Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mendesak warga negara Inggris untuk menghindari kontak sosial yang tidak perlu, untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan, dan untuk menutup sekolah, pub dan restoran. Beberapa negara Eropa telah menutup perbatasan, sekolah, dan fasilitas umum, dan telah membatalkan sebagian besar acara olahraga dan hiburan utama untuk mencegah penyebaran virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Foto: EPA-EFE / NEIL HALL
Evelyn (6) mengikuti tele konferensi antara teman-teman sekolah di rumahnya di London, Inggris, Selasa (23/3). Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mendesak warga negara Inggris untuk menghindari kontak sosial yang tidak perlu, untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan, dan untuk menutup sekolah, pub dan restoran. Beberapa negara Eropa telah menutup perbatasan, sekolah, dan fasilitas umum, dan telah membatalkan sebagian besar acara olahraga dan hiburan utama untuk mencegah penyebaran virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sekolah akan kembali dibuka dan kegiatan belajar mengajar berjalan seperti semula. Namun sebagian orang tua di Inggris mengaku cemas membayangkan kondisi tersebut.

Perusahaan riset pasar Ipsos MORI mengungkap kekhawatiran orang tua lewat jajak pendapat daring yang melibatkan 1.066 responden. Sebanyak 48 persen orang tua mengaku tidak nyaman mengirim anak kembali ke sekolah usai pandemi.

Sebanyak 41 persen lainnya sangat nyaman atau cukup nyaman dengan kembalinya anak-anak mereka ke sekolah. Jajak pendapat juga mengungkap tanggapan orang-orang mengenai fase selanjutnya pembatasan sosial di Inggris.

Salah satu opsi yang didiskusikan pemerintah adalah konsep "gelembung sosial" yang memungkinkan orang-orang bertemu dengan kelompok kecil lain di luar rumah. Sebanyak 62 persen responden mengaku senang dengan kemungkinan tersebut.

Namun, banyak orang yang masih enggan terlibat aktivitas yang melibatkan banyak orang kalaupun corona sudah usai. Sebanyak 67 persen responden tidak nyaman dan ingin menghindari keramaian, juga acara musik dan pertandingan olahraga.

Kecenderungan ini bukan berita bagus untuk tempat-tempat penyelenggaraan musik. Saat ini, sebagian venue di Inggris mengandalkan situs urun dana agar bisa tetap bertahan. Ada pula usulan melanjutkan pertandingan olahraga di tempat tertutup.

Meski demikian, setengah partisipan (51 persen) mengaku nyaman-nyaman saja berbelanja di supermarket. Sebanyak 49 persen orang tidak ragu pergi ke sejumlah toko, dan 49 persen merasa nyaman pergi ke tempat kerja usai pandemi.

Sementara itu, aktivitas yang masih menimbulkan ketidaknyamanan 61 persen responden jika dilakukan setelah pandemi adalah mengunjungi bar dan restoran. Dalam jumlah yang sama, 61 persen orang enggan memakai moda transportasi publik.

Ipsos MORI menyimpulkan, mayoritas responden sangat ingin berjumpa orang-orang terdekat. Namun, mereka belum nyaman melanjutkan kehidupan sehari-hari, terutama jika berhubungan dengan banyak orang, dikutip dari laman Grimsby Telegraph.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement