REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waduk Gesek, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau mengalami pendangkalan sejak beberapa bulan terakhir.
Direktur Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Kepri, Mamat, sebelum terjadi pendangkalan, Waduk Gesek memiliki kapasitas air sedalam 3-4 meter namun sekarang hanya dua meter.
“Sekarang paling dalam hanya 2 meter saja, dan semestinya waduk dapat menyalurkan air 100 liter per detik, namun sekarang hanya mampu menyalurkan 60 liter per detik,” kata Mamat.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi III DPRD Kepri, Lis Darmansyah mengatakan, normalisasi waduk yang dibangun pada tahun 2012 - 2013 ini harus segera dilakukan untuk kepentingan masyarakat.
Sumber air bersih di Waduk Gesek untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sekaligus sebagai upaya antisipasi atau pencegahan terjadinya krisis air di Kota Tanjungpinang. Pembangunan Waduk Gesek untuk meningkatkan pelayanan air bersih yang sebelumnya hanya bersumber dari Sei Pulai, Bintan.
“Selain normalisasi, harus juga dilakukan penjagaan agar tidak sembarangan orang bisa masuk karena waduk ini merupakan objek vital yang memenuhi kebutuhan air bersih orang banyak,” ucapnya, yang juga Ketua Fraksi Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Ia mengatakan, Waduk Gesek yang saat ini memiliki luas mencapai 20 hektare ini perlu dijaga karena merupakan sumber air yang dikonsumsi oleh masyarakat misalnya dengan melakukan normalisasi dan tidak menutup kemungkinan untuk perluasan wilayah waduk.
“Perluasan waduk ini dimaksudkan untuk menambah tampungan air waduk karena kebutuhan akan air bersih semakin bertambah seiring bertambahnya penduduk,” ungkapnya.
Lis mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan pendangkalan di waduk Gesek yaitu tanah di hulu sungai ikut terbawa arus air akibat kurang lebatnya pohon dan tumbuhan di hulu sungai. “Selain itu tumbuhnya tanaman air yang lebat di dasar waduk yang membuat waduk semakin dangkal,” imbuhnya.