Selasa 12 May 2020 14:47 WIB

BMKG Ingatkan Pemangku Kepentingan Antisipasi Puncak Kemarau

Langkah antisipasi terutama pada wilayah yang mengalami musim kemarau lebih kering.

Kekeringan di Kota Kupang, NTT.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Kekeringan di Kota Kupang, NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang mengingatkan para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk melakukan langkah antisipatif menjelang dan pada puncak musim kemarau. Langkah antisipasi ini terutama pada wilayah yang mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya.

"Selain itu, wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru di Kupang, Selasa, (12/5).

Baca Juga

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan musim kemarau di NTT dan antisipasi yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat. Menurut dia, pemangku kepentingan dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung dan kolam retensi.

Selain mengusulkan kegiatan teknologi modifikasi cuaca dengan instansi terkait pada masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Dia menambahkan, ada sejumlah wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu, yang mengalami awal musim kemarau lebih awal dari biasanya.

Wilayah-wilayah itu antara lain di sebagian wilayah Adonara, Solor, Lembata, Sikka, Flores Timur bagian Utara dan Barat Laut, serta Sumba Timur dan Sumba Tengah bagian utara. "Dalam hubungan dengan itu, perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya yaitu di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur," katanya.

Dia menambahkan, BMKG juga memprakirakan, puncak musim kemarau di NTT akan terjadi pada Agustus 2020. "Puncak musim kemarau 2020 diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2020. Pemerintah daerah se–NTT, institusi terkait, dan seluruh masyarakat diharapkan untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau," katanya.

"Terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement