REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) merilis Hasil Survei Penjualan Eceran mengindikasikan berlanjutnya penurunan penjualan eceran pada Maret 2020. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2020 yang turun -4,5 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan -0,8 persen (yoy) pada Februari 2020.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, menyampaikan penurunan tersebut bersumber dari kontraksi penjualan pada hampir seluruh kelompok komoditas yang dipantau. Kecuali untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tetap solid.
"Penurunan penjualan eceran terdalam terjadi pada kelompok barang Lainnya, khususnya subkelompok sandang," katanya dalam keterangan pers, Selasa (12/5).
Penjualan eceran pada April 2020 diprakirakan semakin terkontraksi. Hal ini tercermin dari prakiraan pertumbuhan IPR April 2020 sebesar -11,8 persen (yoy), disebabkan penurunan yang terjadi pada seluruh kelompok komoditas yang disurvei.
Penurunan terdalam terjadi pada kelompok Barang Lainnya, khususnya subkelompok Sandang, yang diprakirakan turun -67,3 persen (yoy), lebih dalam dari -60,5 persen (yoy) pada Maret 2020. Hasil survei mengindikasikan tekanan harga di tingkat pedagang eceran akan mengalami penurunan pada tiga dan enam bulan mendatang (Juni dan September 2020).
Penurunan tekanan harga tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 dan 6 bulan yang akan datang (Juni dan September 2020) masing-masing sebesar 160,7 dan 153,0 lebih rendah dibandingkan 173,0 pada Mei 2020 dan 153,7 pada Agustus 2020 seiring dengan prakiraan penurunan permintaan.