REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat Al Qadr merupakan surat ke-97 dalam Alquran yang berarti 'kemuliaan'. Ini disebut sebagai surah Madaniyah, yang ayat-ayatnya turun di Kota Madinah setelah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam hijrah.
Surat ini khusus menjelaskan mengenai malam lailatul qadar. Berikut ini ayat Surat Al Qadr.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillahirrahmanirrahim
1. اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Inna anzalnahu fi lailatil-qadr
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan."
2. وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
Wa ma adraka ma lailatul-qadr
"Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"
3. لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Lailatul-qadri khairum min alfi syahr
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."
4. تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
Tanazzalul-mala`ikatu war-ru fiha bi`izni rabbihim, ming kulli amr
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan."
5. سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
Salamun hiya atta ma la'il-fajr
"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
Ustadz lulusan Univeristas Islam Madinah, Firanda Andirja dalam akun Youtube resminya menjelaskan, dalam ayat pertama Al-Qadr, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan", Kami disebut sebagai bentuk kemuliaan. Bukan seperti tuduhan yang dikatakan oleh Ahlul Kitab bahwa Allah berbilang atau berganda.
Kemudian Allah SWT mengatakan dalam ayat kedua, "Wa ma adraka ma lailatul-qadr". Pendapat yang rajih (paling kuat) lailatul qadar berarti di 10 malam terakhir di antara malam-malam ganjil bulan Ramadhan. Tidak ada dalil mana pun yang menyatakan kapan tanggalnya, begitu juga yang menyebut pada 17 Ramadhan, ini tidak dapat dijadikan pegangan.
Dalam ayat ketiga disebut, "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan". Ustadz Firanda menjelaskan, pendapat yang dipilih oleh Imam Nawawi, lailatul qadar khusus hanya untuk umat islam, belum ada umat-umat sebelumnya yang mendapatkannya.
"Bentuk kemuliaan Allah kepada umat Islam, karena umat Islam kesempatan beramal saleh tidak panjang. Umat Muhammad umurnya antara 60-70 tahun, hanya sedikit yang melampaui 70 tahun. Waktu beramal saleh sangat sedikit, dibandingkan umat Nabi Nuh 950 sampai 1.000 tahun, dan belum lagi zaman nabi sebelumnya. Sementara umat Islam, Allah kasih bonus malam lailatul qadar, barang siapa yang beribadah lebih baik dari malam 1.000 bulan, itu 83 tahun lebih," ujar Firanda.
Ustadz meminta umat Islam semangat mencari malam lailatul qadar, setiap detiknya begitu berarti. Apabila membaca Alquran selama satu jam dan diridhai oleh Allah, maka akan mendapatkan pahala seperti delapan tahun.
Lailatul qadar berarti malam yang sempit, ada banyak malaikat yang turun, mereka mengucapkan salam kepada kaum Muslimin yang beribadah. Ini terasa sempit karena banyak malaikat yang turun, atas izin dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Malam lailatul qadar dimulai dari terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar. Sebelumnya, Nabi Muhammad mengetahui kapan terjadinya lailatul qadar, namun ada orang yang bertengkar sehingga Nabi lupa mengabarkannya kepada para sahabat.
Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda : "Aku keluar untuk mengabarkan kepada kalian tentang malam lailatul qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29, 27, dan 25 (dan dalam riwayat lain: tujuh, sembilan dan lima)" (hadist riwayat Bukhari).