REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Madura United Haruna Soemitro mengatakan, permintaan klub agar PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa adalah sebuah 'kode keras'.
"Ini kode keras. Bisa jadi klub sudah mulai berdaulat atau terjadi krisis kepercayaan kepada pengurus korporasi ini," ujar Haruna di Jakarta, Kamis (14/5).
Menurut pria yang juga menjabat anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu, permintaan RUPS luar biasa tahun 2020 menjadi yang pertama sepanjang sejarah keberadaan badan atau perusahaan operator kompetisi di Indonesia.
Hal sejenis tidak pernah terjadi di operator kompetisi sebelumnya yaitu Badan Liga dan PT Liga. PT LIB juga tidak mengalami demikian sejak didirikan tahun 2017 sampai 2019.
"Baru kali ini terjadi permintaan bulat untuk RUPS luar biasa," tutur Haruna.
Seluruh pemegang saham PT LIB yaitu 18 klub Liga 1 dan PSSI meminta perusahaan yang dipimpin Direktur Utama Cucu Somantri itu untuk menggelar RUPS luar biasa.
Klub-klub pada umumnya meminta RUPS luar biasa agar LIB dapat menjelaskan soal kelanjutan Liga 1 dan 2 Indonesia 2020, yang dihentikan sementara sejak Maret 2020 karena pandemi COVID-19, dan subsidi kepada tim-tim liga.
Liga 1 dan 2 2020 diliburkan sementara sejak Maret 2020 karena pandemi penyakit virus corona (COVID-19). Kondisi tersebut membuat klub harus mengurangi gaji para pemain, pelatih dan staf demi menyeimbangkan keuangan.
PT LIB sebagai operator kompetisi sudah menyarankan kepada PSSI agar kompetisi dihentikan, sesuai dengan permintaan mayoritas klub Liga 1 dan 2 musim 2020.
PSSI menegaskan bahwa kelanjutan kompetisi mengikuti arahan pemerintah terkait kondisi pandemi. PSSI menyatakan Liga 1 dan 2 musim 2020 hanya akan dihentikan jika pemerintah Indonesia memperpanjang masa tanggap darurat virus corona yang saat ini ditetapkan sampai 29 Mei 2020.