REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sebanyak 204 pedagang dinyatakan reaktif Coronavirus Disease2019 (COVID-19) dari hasil rapid test pada 18 pasar tradisional selama empat hari, 12 hingga 15 Mei 2020 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Hari pertama rapid test massal itu sebanyak 21 orang reaktif, hari kedua 44 orang reaktif, hari ketiga 78 orang reaktif dan hari ke empat 61 orang reaktif. Jadi total 204 orang yang reaktif," sebut Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Naisyah Tun Azikin sesuai memantau tes cepat di pasar Butung Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (15/5).
Pemeriksaan di hari keempat, kata dia, hari ini ada empat pasar induk, yakni Pasar Butung, Pasar Sawah, Pasar Niaga Daya dan Pasar Mandai. Dari total 1.914 pedagang dan kolektor yang diperiksa sampel darahnya ditemukan 61 pedagang yang reaktif.
Naisyah, sesaat mendampingi Pejabat Wali Kota Makassar Yusran Jusuf di pasar Butung mengatakan jumlah 204 orang pedagang pasar tersebut, seluruh pedagang yang memiliki hasil reaktif akan mengikuti Program Duta Wisata COVID-19 untuk diisolasi di hotel yang sudah disiapkan Pemprov Sulsel.
Sementara Pj Wali Kota Makassar Prof Yusran Jusuf di sela pemantauan mengatakan, rapid test ini sebagai bagian dari upaya Pemkot Makassar untuk mendeteksi keberadaan virus sekaligus pembawanya agar segera dilakukan isolasi.
“Kami sudah siapkan rumah sakit untuk perawatan, dokter, termasuk juga hotel untuk pasien yang tidak bergejala. Pekejaanrumah kita hanya menemukan yang carrier atau pembawanya," ujar Yusran.
"Fakta yang kami temukan, jika ada saudara kita yang terpapar virus kemudian segera dirawat secara medis itu kecenderungannya cepat sembuh, bahkan ada yang hanya tujuh hari sudah sembuh," kata dia.
Pihaknya memastikan akan memberikan penghargaan kepada masyarakat yang secara sukarela melaporkan diri jika merasa memiliki gejala atau mengakui pernah melakukan kontak dengan pasien positif corona.
"Jika kemudian hasilnya reaktif dan bersedia mengikuti Program Duta Wisata COVID-19 di hotel, kamiberikan reward (penghargaan) berupa jaminan untuk keluarganya, termasuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari selama masa isolasi," kata mantan Kepala Bappelitbangda Pemprov Sulsel ini.