Sabtu 16 May 2020 05:47 WIB

852 Ekspatriat di Uni Emirat Arab Jadi Mualaf

Pada tahun ini, sudah 852 ekspatriat di Uni Emirat Arab jadi mualaf.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 852 Ekspatriat di Uni Emirat Arab jadi Mualaf. Foto: Mualaf di Dubai. Ilustrasi
Foto: .
852 Ekspatriat di Uni Emirat Arab jadi Mualaf. Foto: Mualaf di Dubai. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Ratusan orang ekspatriat dari berbagai negara menjadi mualaf di Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun ini. Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu.

Dilansir di UAE News, Jumat (15/5), setidaknya 852 ekspatriat menjadi Muslim antara Januari dan April 2020. Jumlah itu naik dari 838 selama periode yang sama tahun lalu. 

 

Salah satu ekspatriat yang menjadi mualaf adalah Ivan Knightsbride. Ekspatriat dari Rusia ini, merupakan ekspatriat yang pindah ke Dubai dari Rusia setahun yang lalu. Namun demikian kunjungannya yang sering ke UEA membantunya belajar tentang Islam. 

 

Dia pindah agama pada 20 Maret 2020. Sejak kedatanganya di UEA, Knightsbridge telah mengamati bagaimana umat Islam mempraktikkan keyakinan mereka. "Saya belajar tentang agama melalui teman-teman dan dengan berbicara kepada orang lain," katanya. 

 

Cerita selanjutnya datang dari Ekspatriat India yang menjalankan Islam setelah menikah. Dia adalah Fathima Zuhara. Zuhara, yang nama Hindu-nya Anushka, mengatakan kepada The National bahwa dia ibunya tidak mengetahui kecenderungan agamanya. Setelah menikah dengan suaminya yang kelahiran Muslim, pernikahannya tidak disetujui orang tuanya. 

 

Zuhara kemudian pindah ke Dubai tiga bulan lalu. Dia telah secara resmi memeluk Islam dan sekarang menjalankan amalan Islam dengan penuh semangat.

 

Mualaf Muslimah yang merupakan seorang guru di sebuah sekolah di Dubai ini mengatakan bahwa orang tuanya sekarang telah menerima pernikahan antaragama dan membangun kembali hubungan mereka.

 

Sementara, Sean Bessit, tumbuh di sebuah rumah tangga Kristen di Skotlandia, bertempur di pasukan Inggris pada usia 16 tahun dan bertemu Muslim untuk pertama kalinya di Jerman pada akhir 1980-an. 

 

Bessit, yang sekarang berusia 51 tahun dan tinggal di Ajman, masuk Islam pada bulan Maret 2020 dan sedang mengamati Ramadhan pertamanya sebagai seorang Muslim baru. Dia mulai belajar tentang agama beberapa tahun yang lalu ketika dia melakukan beberapa kunjungan pertamanya ke UEA.

 

"Perusahaan tempat saya bekerja di Berlin mengirim saya ke UEA pada tahun 2016. Saya tidak pernah banyak berhubungan dengan Muslim dan saya hanya memiliki foto-foto militer dalam pikiran saya, seperti perang di Irak dan Afghanistan yang sedang berlangsung,” kata pria yang bekerja di perusahaan IT ini.

 

Kemudian ketika dia dipindahkan dan mulai tinggal di UAE, lanjutnya, dia menyadari sebagian besar temannya adalah Muslim dan terjalin hubungan yang menjadi sangat baik antara satu sama lain. 

 

"Mereka mengajari saya lebih banyak tentang Islam dan mengubah pendapat saya. Ketika saya memeriksanya dengan lebih detail, saya menyadari bahwa itulah, ternyata Islam adalah yang saya cari," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement