REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pluto merupakan salah satu obyak di tata sutya yang paling sering memicu perdebatan. Pluto ditemukan pada 1930 oleh Clyde Tombaugh.
Pada bulan Agustus 2006, organisasi astronomi internasional menghilangkan Pluto sebagai anggota planet di tata surya. Statusnya turun dari planet menjadi planet kerdil.
Organisasi itu mengumumkan bahwa Tata Surya hanya memiliki delapan planet, tidak termasuk Pluto. Namun, ilmuwan tetap penasaran soal Pluto.
Kini, data baru dari Observatorium Stratospheric untuk Infrared Astronomy, atau SOFIA mengungap misteri di atmosfer Pluto. Pengamatan SOFIA, menunjukkan bahwa kabut tipis yang menyelimuti Pluto terbuat dari partikel yang sangat kecil. Partikel ini tetap berada di atmosfer untuk periode waktu yang lama.